REPUBLIKA.CO.ID, MANILA – Filipina kembali mengerahkan dua kapal pasokan ke wilayah Laut China Selatan pada Senin (22/11). Pekan lalu, kapal yang mengemban misi memasok bahan makanan bagi marinir Filipina sempat dicegat kapal penjaga pantai China dan ditembak menggunakan meriam air.
Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana mengungkapkan dua kapal sipil berlambung kayu yang membawa personel angkatan laut negaranya itu bertolak dari provinsi Palawan barat. Mereka harus mencapai marinir yang ditempatkan di kapal angkatan laut di Second Thomas Shoal di LCS setelah perjalanan semalam.
Lorenzana mengatakan dua kapal pasokan itu tak dikawal angkatan laut atau penjaga pantai Filipina. Hal itu untuk memenuhi permintaan duta besar (dubes) China untuk Filipina. Dubes tersebut meyakinkan kapal-kapal itu tak akan dicegat lagi oleh kapal penjaga pantai China.
“Dubes China meyakinkan saya bahwa mereka tidak akan dihalangi, tapi mereka meminta agar tidak ada pengawalan,” kata Lorenzana kepada awak media. Saat ditanya apakah dia berharap dua kapal pemasok itu tidak akan dicegat lagi, Lorenzana menjawab, “Kita lihat saja nanti.”
Penasihat keamanan nasional Filipina Hermogenese Esperon mengatakan jumlah kapal pengintai China telah meningkat secara mengkhawatirkan di LCS dalam beberapa pekan terakhir. Mereka turut hadir di sekitar Thitu, sebuah pulau besar yang diduduki Filipina di Kepulauan Spartly, daerah yang paling diperebutkan di LCS.
Awal pekan lalu, dua kapal pemasok makanan untuk tentara Filipina ditembak menggunakan meriam air oleh tiga kapal penjaga pantai China di wilayah Ren’ai Jiao di LCS. Filipina menyebut wilayah itu dengan nama Kulumpol ng Ayungin, yang merupakan atol di Kepulauan Spartly di LCS.
Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin Jr. pada Selasa (16/11) lalu mengungkapkan tidak ada yang terluka dalam insiden tersebut. Namun dua kapal pemasok makanan untuk tentara negaranya itu akhirnya membatalkan misinya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menyebut penembakan terhadap dua kapal Filipina itu sudah tepat. “Dua kapal Filipina melewati perairan dekat Ren’ai Jiao di wilayah China tanpa izin, lalu kapal penjaga pantai China menjalankan tugasnya sesuai dengan hukum untuk menjaga kedaulatan China serta tata tertib di lautan,” ujarnya pada Kamis (18/11).
Dia mengklaim situasi di dekat Ren’ai Jiao tetap damai. “China dan Filipina sedang menegosiasikan masalah tersebut,” kata Zhao.