Kamis 25 Nov 2021 08:31 WIB

Eks Bos Inteljien Ingatkan Israel tak Sembrono Serang Iran

Serangan terhadap nuklir Iran akan jauh lebih rumit daripada ke Suriah.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
 Foto satelit dari Planet Labs Inc. menunjukkan fasilitas nuklir Natanz Iran pada hari Rabu, 14 April 2021.
Foto: ap/Planet Labs Inc.
Foto satelit dari Planet Labs Inc. menunjukkan fasilitas nuklir Natanz Iran pada hari Rabu, 14 April 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Mantan kepala Intelijen Militer Israel, Tamir Pardo, mengatakan, Tel Aviv harus menahan diri menyerang fasilitas nuklir Iran, kecuali jika memiliki kapasitas menghancurkan mereka sepenuhnya. Pardo memperingatkan, serangan militer terhadap program nuklir Iran akan jauh lebih rumit daripada serangan sukses Angkatan Udara Israel terhadap reaktor Irak dan Suriah.

 “Jika tidak mungkin menutup bisnis ini seperti yang kita lakukan dalam Operasi Opera (melawan program nuklir Irak pada 1981), maka sebaiknya kita berpikir dua kali,” kata Pardo, dilansir Middle East Monitor, Kamis (25/11).

Baca Juga

Sementara, mantan kepala Mossad Amos Yadlin mengatakan, selama dekade terakhir, kebijakan Tel Aviv tentang program nuklir Iran diputuskan secara pribadi oleh mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tanpa konsultasi dengan pejabat lainnya. Dia menyebut, masalah Iran diprivatisasi oleh satu orang.

Yadlin menambahkan, kesepakatan nuklir 2015 atau Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) antara Iran dan enam negara lain, termasuk Amerika Serikat, membuat Iran tidak membuat kemajuan dalam program nuklirnya. "Kesalahannya bukan pada 2015, tetapi pada 2018 ketika mereka (Amerika Serikat) meninggalkan kesepakatan di tahun-tahun yang baik," ujar Yadlin.

Para pejabat AS telah memperingatkan, ancaman serangan berulang Israel terhadap fasilitas nuklir Iran sangat kontraproduktif. Ancaman tersebut juga dapat menyebabkan Teheran mempercepat program nuklirnya.

New York Times melaporkan, pejabat Israel menepis peringatan AS tersebut. Pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya mengatakan, mereka tidak memiliki rencana untuk menghentikan serangan terhadap fasilitas Iran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement