Kamis 25 Nov 2021 15:37 WIB

Geram, Wamenlu Israel Batalkan Pertemuan dengan Belgia

Wamenlu Israel geram dengan tindakan Belgia memberi label produk permukiman Yahudi,

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Aksi boikot produk Israel
Foto: Reuters
Aksi boikot produk Israel

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Wakil Menteri Luar Negeri Israel Idan Roll membatalkan pertemuan dengan pejabat Belgia pada Rabu (24/11). Tindakan ini setelah keputusan Brussels awal pekan ini untuk mulai memberi label pada produk yang dibuat di permukiman Yahudi di Tepi Barat.

Roll dalam kicauan di Twitter mengaku telah membatalkan pertemuan dengan Kementerian Luar Negeri Belgia dan parlemen selama kunjungan minggu ini ke negara Eropa. "Keputusan pemerintah Belgia untuk memberi label produk dari Judea & Samaria memperkuat ekstremis, tidak membantu mempromosikan perdamaian di kawasan itu, dan menunjukkan Belgia tidak berkontribusi pada stabilitas regional," katanya.

Baca Juga

Kantor Kementerian Luar Negeri Belgia mengonfirmasi bahwa negara tersebut menginginkan produk pemukiman berlabel. Pemerintah pun berencana untuk meningkatkan pengawasan  atas barang-barang yang berasal dari pemukiman Israel.

Dalam sebuah pernyataan bahwa Belgia menyatakan terus menerapkan hukum internasional dan Eropa. "Yang membuat perbedaan antara Israel di satu sisi dan wilayah Palestina di sisi lain," ujarnya.

"Kami berharap barang-barang ini akan diberi label dengan benar oleh eksportir," ujar pernyataan yang dirilis usai pengumuman Roll itu menekankan tidak ada larangan produk pemukiman.

Kementerian Luar Negeri Israel menggambarkan keputusan itu sebagai pukulan bagi pemerintah baru di bawah kepemimpinan Naftali Bennett. "Keputusan untuk melabeli produk tersebut merugikan warga Israel dan Palestina serta tidak sejalan dengan kebijakan pemerintah Israel yang berfokus pada peningkatan kehidupan warga Palestina dan penguatan Otoritas Palestina dan dengan peningkatan hubungan Israel dengan negara-negara Eropa lainnya,” bunyi pernyataan tersebut itu.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement