REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA - Pemerintah Kanada mengeluarkan peringatan yang mendesak warganya untuk segera meninggalkan Ethiopia, Kamis (25/11) waktu setempat. Sebelumnya pemerintah Abiy Ahmed memberlakukan keadaan darurat mengingat potensi pertempuran yang terjadi di negara itu.
"Jika Anda berada di Ethiopia, segera tinggalkan negara itu jika aman untuk melakukannya," kata pemerintah di situs webnya seperti dikutip laman Anadolu Agency, Jumat (26/11).
"Ketersediaan penerbangan komersial bisa menjadi terbatas dalam waktu dekat. Kemampuan kami untuk memberikan bantuan konsuler terbatas, termasuk di Addis Ababa," tulis pemerintah Kanada menambahkan.
Pernyataan tersebut juga mendesak agar warga Kanada menghindari semua perjalanan ke Ethiopia. Menurut pemerintah Kanada hal ini disebabkan konflik etnis, kerusuhan sipil, konflik bersenjata yang sedang berlangsung di utara negara itu, dan risiko penyebarannya.
Pemerintah Ethiopia di bawah Perdana Menteri Abiy Ahmed tengah memerangi pasukan Front Pembebasan Rakyat Tigray di utara. Terdapat bukti yang terdokumentasi bahwa kedua belah pihak telah berkontribusi pada kekerasan yang mengerikan, sangat mengganggu, dan sama sekali tidak dapat diterima.
Fakta tersebut diperoleh menurut Komisi Hak Asasi Manusia Ethiopia dan Kantor laporan investigasi bersama Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia yang diterima oleh Kanada dan negara-negara barat lainnya. Peringatan Kanada juga muncul beberapa hari setelah Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau berbicara dengan Abiy. Trudeau berusaha meminta pihak yang bertikai menghentikan kekerasan di Ethiopia.
"Saya menggarisbawahi perlunya penghentian segera permusuhan, peningkatan akses kemanusiaan secara mendesak, dan dialog yang bermakna menuju resolusi damai," kata Trudeau saat itu.
Namun desakan itu tidak berhasil. Pada Kamis (25/11), Trudeau menelepon perwakilan Uni Afrika Olusegun Obasanjo. Trudeau mengatakan Kanada berkomitmen kuat dan berkelanjutan mendukung upaya membawa resolusi damai untuk konflik.