Jumat 09 Jun 2023 17:25 WIB

Media dan Warga AS Mengolok-olok Kanada karena Asap Karhutla

Ahli meteorologi Kanada dalam cuitannya, menyampaikan maaf.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ferry kisihandi
Seorang menuruni anak tangga ke kereta komuter bawah tanah saat asap dari kebakaran hutan di Kanada menutupi sebagian One World Trade Center di Manhattan, New York. Rabu, (7/6/2023).
Foto: AP/Daniel P. Derella
Seorang menuruni anak tangga ke kereta komuter bawah tanah saat asap dari kebakaran hutan di Kanada menutupi sebagian One World Trade Center di Manhattan, New York. Rabu, (7/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO -- Judul halaman depan New York Post meneriakkan "SALAHKAN KANADA!",  ada pula Boston Herald  yang memasang tulisan "Terima Kasih Kanada", dan halaman depan Dallas Morning News mengatakan "AS Terjebak dalam Kabut Kanada”.

Asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang tebal dan berbahaya membayangi kehidupan sehari-hari bagi jutaan orang di seluruh Amerika Serikat (AS) dan Kanada. Lebih dari 400 kebakaran hutan di Kanada menjadi penyebabnya.

Warga Kanada tak terbiasa mendapat perhatian jutaan orang Amerika, apalagi memancing kemarahan mereka. Warga AS dengan cepat mengolok-olok saat udara tercampur asap membentuk siluet gedung pencakar langit yang menakutkan di New York, Philadelphia, dan Washington.

New York Post juga menggunakan tajuk utama "EH!POCALYPSE NOW" sehubungan dengan penggunaan kata "Eh" yang sering digunakan warga Kanada. 

Surat kabar itu melanjutkan dengan mengatakan "Keluar dari Kanada adalah hal paling tidak sehat setelah poutine". Poutine adalah hidangan populer di utara perbatasan terdiri dari kentang goreng, keju, dan saus.

"Maaf!", cuit ahli meteorologi Kanada, Anthony Farnell menanggapi tajuk utama surat kabar itu.

Komposer AS Marc Shaiman menulis ulang lagu yang ditulis bersama untuk kartun South Park menjadi "Blame Canada". “Salahkan Kanada! Memalukan Kanada! Untuk kabut dan asap, kabut dari kobaran api. Asap Ontario yang membuat kami tersedak,” nyanyinya.

Pakar politik di University of Toronto, Nelson Wiseman mengatakan, istrinya mendengar teori yang tidak biasa dari seorang warga AS. 

“Seorang pengemudi truk AS memberi tahu pasangan saya kemarin bahwa kebakaran hutan adalah produk dari warga Kanada yang lebih peduli untuk melindungi satwa liar daripada mengelola hutan mereka,” katanya.

Profesor ilmu politik di McGill University di Montreal, Daniel Beland mengatakan, beberapa orang di media sosial mulai menyindir. Mereka menyatakan akhirnya warga AS akan tahu letak Kanada di peta.

"Komentar saya kepada seorang teman , mereka sangat bersemangat bahkan provinsinya benar,” kata sejarawan Kanada Robert Bothwell.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement