Selasa 30 Nov 2021 21:12 WIB

Terungkap, Susahnya Intelijen AS Beri Arahan ke Trump

Ada rasa curiga dan merasa tidak aman dari Trump tentang proses intelijen AS.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Mantan Presiden Donald Trump tersenyum saat dia berhenti sejenak saat berbicara kepada para pendukung di pertemuan Aksi Titik Balik di Phoenix 24 Juli 2021.
Foto:

Bahkan kemudian di masa kepresidenannya, pada saat-saat ketika Trump secara terbuka mengungkapkan rasa frustasi yang mendalam dengan komunitas intelijen, pengarahan berlanjut seperti biasa dan sikap Trump selama sesi tetap sama. Namun sikapnya berubah ketika komunitas intelijen ditarik ke dalam drama politik besar seputar Trump, khususnya, kehebohan publik atas berkas yang disusun oleh seorang mantan perwira intelijen Inggris berisi informasi yang konon kompromi tentang presiden terpilih yang diyakini Trump telah dibocorkan oleh IC. Kondisi itu semakin mengecam komunitas intelijen di depan umum.

Selama pengarahan pra pemilihan keduanya pada 2 September 2016 meyakinkan bahwa hal-hal buruk yang dia katakan secara terbuka tentang IC, tidak berlaku untuk Anda. "Trump seperti Nixon, curiga dan tidak aman tentang proses intelijen, tetapi tidak seperti Nixon dalam cara dia bereaksi," tulis narasi sejarah itu. "Daripada menutup IC, Trump terlibat dengannya, tetapi menyerangnya secara terbuka."

Laporan narasi sejarah juga mengkonfirmasi banyak sekali laporan pers tentang gaya disosiatif Trump selama briefing intelijen. "Perbedaan yang tidak dapat didamaikan, dalam pandangan Clapper, adalah bahwa IC bekerja dengan bukti," tulis narasi tersebut.

Trump juga dikatakan jarang membaca buku pengarahan rahasia harian yang disiapkan untuknya selama masa transisi. Ini diperoleh dari informasi analis intelijen utama yang bertanggung jawab untuk memberi pengarahan kepada presiden terpilih.

"Dia menyentuhnya. Dia tidak benar-benar membaca apa pun," kata laporan narasi sejarah mengutip Ted Gistaro, analis karir CIA yang ditunjuk untuk tugas tersebut.

Tidak seperti presiden terpilih sebelumnya dan beberapa anggota tim keamanan nasionalnya sendiri, Trump sendiri tidak menerima pengarahan tentang program aksi rahasia CIA sampai beberapa minggu setelah pelantikannya. Narasi sejarah terutama berfokus pada waktu Trump sebagai kandidat dan presiden terpilih, dan hanya secara singkat mencakup hubungannya dengan komunitas intelijen selama masa kepresidenannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement