REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Varian omicron telah membuat pemerintah di seluruh dunia dan lembaga kesehatan dalam zona panik. Di India, pemerintah setempat telah mengeluarkan pedoman perjalanan baru untuk mencegah wabah yang berpotensi mematikan tersebut.
Direktur lembaga ilmu kedokteran India, All India Institute of Medical Sciences (AIIMS), dr Randeep Guleria, mengkhawatirkan dan sekaligus mengingatkan bahwa varian omicron memiliki potensi untuk mengabaikan atau menerobos kekebalan yang diberikan oleh vaksin Covid-19 yang ada. Hal itu terkait dengan adanya lebih dari 30 mutasi di wilayah protein lonjakan (spike protein) pada varian omicron.
Mutasi tersebut, menurut dr Guleria, berpotensi mengembangkan mekanisme yang membuat varian omicron lolos dari perlindungan yang diberikan oleh vaksin. Apalagi, sebagian besar vaksin bekerja dengan membentuk antibodi terhadap protein lonjakan.
"Ada begitu banyak mutasi di wilayah protein lonjakan yang dapat menyebabkan penurunan kemanjuran vaksin Covid-19," kata dr Guleria kepada kantor berita PTI.
Dr Guleria mengatakan, negara dan pemerintah harus secara kritis mengevaluasi vaksin yang tersedia andaikan virus ditemukan dapat menolak vaksin. Ia menyebut bahwa tindakan di masa depan akan bergantung pada lebih banyak data tentang transmisibilitas, virulensi, dan respons omicron terhadap vaksin.
Dikutip dari Times Now News, Selasa (30/11), hingga saat ini, omicron belum terdeteksi di India. Studi awal menunjukkan bahwa vaksin yang ada 40 persen kurang efektif pada omicron. Ada dua alasan untuk ini, meskipun tidak sepenuhnya tidak berhubungan.