REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inggris mencatat jumlah kasus harian infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) tertinggi sejak Juli, dengan sebanyak 53.945 yang dilaporkan pada Kamis (2/12). Jumlah tersebut membuat secara keseluruhan kasus Covid-19 di Inggris sejak awal pandemi adalah 10.329.074. Sebelumnya, rekor kasus penyakit wabah harian di Inggris yang terjadi pada 17 Juli adalah 54.674, bertepatan dengan digelarnya ajang olahraga terbesar Eropa, UEFA Euro 2020.
Ada juga 141 kematian baru yang tercatat di seluruh Inggris selama 24 jam terakhir. Dengan demikian, total orang meninggal akibat Covid-19 di negara itu menjadi 145.281.
Hingga 1 Desember lalu, sebanyak 88,7 persen orang Inggris berusia 12 tahun ke atas menerima dosis pertama vaksin Covid-19. Sementara, dosis kedua dengan 80,7 persen dan 33,1 persen mendapatkan dosis ketiga tambahan atau booster.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menerima dosis booster vaksin Covid-19 pada Kamis (2/12) di Rumah Sakit St Thomas dekat Waterloo di pusat Ibu Kota London. Ia terlihat mengacungkan jempol kepada fotografer serta mengacungkan tiga jari di foto lain, menunjukkan bahwa ini adalah suntikan vaksin ketiga yang didapatkannya.
“Kami sedang membangun tembok perlindungan yang lebih tinggi lagi,” ujar Johnson kepada media lokal setelah menerima dosis booster, dilansir Anadolu Agency, Jumat (3/12).
Perlindungan yang lebih tinggi menurut Johnson diperlukan untuk mencegah penularan Covid-19, secara khusus yang dikhawatirkan saat ini dengan adanya varian terbaru, Omicron. Namun, ia menegaskan bahwa meskipun belum diketahui secara pasti varian itu kebal terhadap vaksin, itu dipastikan tidak akan membuat booster tak berfungsi secara keseluruhan.
“Jadi semua orang harus mendapatkan booster Anda sesegera mungkin,” jelas Johnson.