CEO Montana Hospital Association Rich Rasmussen mengatakan sebagian besar pasien Covid-19 mengikuti anjuran dan memiliki percakapan yang baik dengan tim medis mereka. Akan tetapi, konflik-konflik seperti yang terjadi di tiga rumah sakit tersebut bisa sesekali terjadi.
"Anda akan mendapati (konflik) seperti ini dari waktu ke waktu, tetapi itu bukan sesuatu yang lumrah," jelas Rasmussen.

Ivermectin dan beberapa obat Covid-19 tanpa izin lainnya telah menjadi sumber keributan antara pihak rumah sakit dan keluarga pasien dalam beberapa bulan ke belakang. Tuntutan terhadap penolakan rumah sakit untuk menyediakan ivermectin bahkan telah dilayangkan di beberapa negara bagian Amerika Serikat seperti Texas, Florida, hingga Illinois.
Sejauh ini, ivermectin hanya diizinkan untuk mengobati parasit pada hewan. Pada manusia, ivermectin dosis rendah sudah mendapatkan izin dan boleh digunakan untuk mengobati masalah kecacingan, kutu kepala, dan masalah kulit tertentu.
FDA tidak memberikan izin penggunaan ivermectin sebagai obat Covid-19. Alasannya, meski uji klinis masih berlangsung, data saat ini tidak mengindikasikan bahwa ivermectin efektif sebagai terapi Covid-19. Penggunaan ivermectin dalam dosis yang lebih tinggi juga dapat memicu overdosis.
Hal serupa juga berlaku untuk hidroksiklorokuin. Penggunaan hidroksiklorokuin bisa memicu masalah kesehatan serius dan terbukti tidak mempercepat pemulihan atau menurunkan risiko kematian Covid-19.