REPUBLIKA.CO.ID, JOHANESBERG -- Afrika Selatan sedang mempersiapkan rumah sakit untuk mengantisipasi kebanjiran pasien. Presiden Cyril Ramaphosa mengatakan covid-19 varian Omicron menyebabkan gelombang keempat pandemi di negara tersebut.
Omicron pertama kali muncul di Afrika Selatan pada November lalu. Varian ini memicu peringatan global lantaran negara-negara khawatir dengan lonjakan kasus baru COVID-19.
Pekan lalu kasus harian COVID-19 di Afrika Selatan melonjak menjadi lebih dari 16.000 kasus pada Jumat, dari sekitar 2.300 kasus pada Senin pekan lalu.
Presiden lewat surat kabar mingguan menyebutkan bahwa Omicron tampaknya mendominasi kasus baru di sebagian besar dari sembilan provinsi di negara tersebut. Ramaphosa juga meminta warga agar disuntik vaksin COVID-19.
"Afrika Selatan kini memiliki persediaan vaksin yang cukup, ... vaksinasi penting bagi pemulihan ekonomi kami sebab semakin banyak orang yang disuntik vaksin maka semakin banyak pula aktivitas ekonomi yang akan dilakukan," katanya.
Pemerintah akan segera memanggil Dewan Komando COVID-19 Nasional untuk meninjau perkembangan pandemi dan memutuskan langkah selanjutnya yang diperlukan untuk melindungi warga, kata presiden. Para ilmuwan di Afrika Selatan dan di negara lainnya kini sedang berlomba untuk menentukan apakah Omicron lebih menular, menyebabkan penyakit menjadi parah dan lebih resisten terhadap vaksin saat ini.
Namun, sejumlah informasi informal dari dokter dan pakar di Afrika Selatan meyakinkan dan menunjukkan bahwa banyak kasus yang disebabkan oleh Omicron bergejala ringan. "Kami terus mengawasi tingkat infeksi dan rawat inap," katanya.