REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Kementerian Pertahanan Korea Selatan telah meluncurkan model prototipe senjata hipersonik beberapa bulan setelah Korea Utara menguji senjatanya sendiri. Padahal beberapa hari yang lalu Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin saat di Korea Selatan mengkritik tes senjata hipersonik China karena mengganggu kestabilan kawasan.
Menurut laporan Aviation Week, model senjata bernama Hycore diungkapkan oleh Badan Pengembangan Pertahanan (ADD) Kementerian Pertahanan pada 3 Desember. Seoul memulai pengujian pada 2022.
Senjata tersebut memiliki kemiripan yang mencolok dengan kendaraan hipersonik eksperimental X-51 Waverider Boeing. Armada X-51 Waverider Boeing merupakan rudal jelajah yang diluncurkan dari darat yang diluncurkan dari TEL, mirip dengan Long-Range Hypersonic Weapon (LRHW) Angkatan Darat AS yang akan datang. Namun, jangkauan potensial senjata itu tidak disebutkan.
Sebuah video animasi yang dirilis oleh ADD menunjukkan struktur dasar rudal, termasuk roket berbahan bakar padat dua tahap dan mesin scramjet. Prototipe ini tampaknya beroperasi dengan cara yang mirip dengan rudal hipersonik permukaan-ke-permukaan Zirkon Rusia.
Senjata hipersonik mampu melakukan perjalanan lebih cepat dari Mach 5, atau lima kali kecepatan suara. Memiliki kemampuan manuver yang bersama-sama dengan kecepatan ekstrem membuat senjata ini hampir tahan terhadap sebagian besar sistem pertahanan udara.
Senjata hipersonik pun dapat diluncurkan dari permukaan, dari kapal selam, atau dengan pesawat terbang. Sering kali senjata ini memiliki jangkauan yang sangat jauh.
Korea Utara mengumumkan uji coba hipersonik pertamanya pada September. Sedangkan Rusia serta China masing-masing memiliki beberapa senjata hipersonik yang digunakan. AS memiliki beberapa senjata dalam berbagai tahap pengujian, tetapi kegagalan berulang kali telah membuat program mengalami kemunduran dan AS saat ini tidak memiliki senjata yang dapat digunakan.
Kepala Pentagon Austin pekan lalu mengecam program senjata hipersonik China karena bisa meningkatkan ketegangan di kawasan itu. Beijing mengklaim uji coba itu adalah pesawat luar angkasa yang dapat digunakan kembali yang akan menghemat banyak uang karena program luar angkasanya terus berkembang.