Kamis 09 Dec 2021 07:30 WIB

Video Indikasikan Pesta Saat Lockdown di Rumah Perdana Menteri Buat Publik Inggris Marah

Perdana Menteri Inggris minta maaf atas video yang menggegerkan publik

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson minta maaf atas video yang menggegerkan publik. Ilustrasi.
Foto:

Video itu memicu kritikan keras dari masyarakat di Twitter. Mereka mengungkapkan rasa jijik pada Downing Street yang tampaknya menertawakan pelanggaran peraturan. Beberapa orang mempertanyakan apakah mereka perlu mematuhi Johnson jika ia kembali menerapkan peraturan Covid-19.

Hampir 146 ribu orang meninggal dunia karena Covid-19 di Inggris dan Johnson mempertimbangkan memperketat peraturan pembatasan sosial usai varian Omicron ditemukan. 'Lelucon menjijikkan' tulis surat kabar Daily Mail di judul berita utamanya.

'Pesta Badut Nomor 10' tulis surat kabar Metro. Sementara the Guardian menulis 'PM diduga berbohong setelah tim nomor 10 direkam menertawakan pesta'. Nomor 10 merupakan kediaman perdana menteri Inggris di Downing Street.

Beberapa bulan terakhir, Johnson menerima kritikan intensif atas kegagalan menangani skandal seperti memberikan kontrak Covid-19 yang menguntungkan pihak tertentu, memperbaiki flatnya di Downing Street, dan mengklaim telah memastikan hewan peliharaan turut dievakuasi dari Afghanistan sementara ribuan orang yang membutuhkan pertolongan ditinggalkan.

Ketua Partai Buruh Keir Starmer mengatakan video itu merupakan penghinaan bagi masyarakat yang mengikuti peraturan pembatasan sosial ketika masyarakat dipisahkan dari keluarganya selama Natal. "Mereka memiliki hak untuk berharap pemerintah melakukan hal yang serupa. Berbohong dan menertawakannya kebohongan itu memalukan. Sekarang perdana menteri harus terus terang dan meminta maaf," kata Starmer dalam pernyataannya.

Ketua Partai Nasional Skotlandia, oposisi kedua di parlemen, Ian Blackford, meminta Johnson mundur. Anggota parlemen Partai Konservatif Roger Gale mengatakan jika pemerintah sengaja membohongi House of Commons, maka hal itu merupakan isu untuk pengunduran diri.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement