Selasa 21 Dec 2021 14:22 WIB

Presiden Baru Cile Pro Palestina, Dukung Boikot Israel

Presiden termuda dalam sejarah Cile itu sudah lama mengkritik Israel.

Rep: Lintar Satria/Dwina/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Chili terpilih Gabriel Boric.
Foto:

Pada 2019 Boric menerima hadiah hari raya Rosh Hoshanah dari lembaga non-profit yang mewakili 18 ribu masyarakat Yahudi di Cile. "Saya mengapresiasi gesturnya tapi mereka dapat memulai dengan meminta Israel mengembalikan tanah pendudukan ilegal ke wilayah Palestina," cicit Boric.

Masyarakat Yahudi Cile segera mengucapkan selamat pada Boric tidak lama setelah ia terpilih. Mereka mendoakan agar Boric dan pemerintahannya 'berhasil' dan memuji transparansi pemilihan umum. "Kami akan terus bekerja untuk Cile yang demokratis, beragam, di mana minoritas dihormati," kata Masyarakat Yahudi Cile dalam pernyataan mereka.

Cile menampung populasi Palestina terbanyak di luar dunia Arab. Sekitar 300 hingga 500 ribu orang keturunan Palestina tinggal di negara itu. Dalam pemilihan primary awal tahun ini Boric mengalahkan Daniel Jadue, cucu dari imigran Palestina yang juga dikenal menentang Israel.

Baca juga, Rakyat Cile Menagih Janji Gabriel Boric.

Dalam pidato kemenangannya Boric berjanji untuk melawan dengan tegas hak istimewa beberapa orang. Ia hendak mewujudkan visinya untuk masa depan negara Amerika Selatan itu.

"Saya menjamin akan menjadi presiden yang peduli pada demokrasi dan tidak mengambil resiko, lebih banyak mendengarkan daripada berbicara, mendorong persatuan dan mengunjungi rakyat yang membutuhkan setiap hari," kata Boric seperti dikutip The Times of Israel.

Boric berjanji untuk mengatasi ketimpangan ekonomi dengan memperluas hak-hak sosial dan mereformasi sistem pensiun Chile serta sistem kesehatan nasional dan meningkatkan investasi pada ekonomi ramah lingkungan.

Profesor di Cile University Miguel Angel Lopez mengatakan Boric menghadapi periode yang kompleks di depan dan harus bernegosiasi dengan oposisi. Kongres terpecah di mana tidak ada pihak yang memiliki mayoritas.

"Dia sekarang harus membuat pidato yang kuat di mana dia mencoba untuk mengakhiri ketidakpastian. Banyak yang akan bergantung pada itu dan pada penunjukan dan keputusannya. Investor internasional akan sangat memperhatikan ini," ujar Lopez.

Pemilihan itu adalah yang paling memecah belah bangsa dalam beberapa dekade, dengan dua kandidat menawarkan visi masa depan yang sangat berbeda.  Kedua kandidat berasal dari luar arus utama politik sentris yang telah memerintah Cile sejak kembalinya demokrasi pada 1990 setelah kediktatoran militer Pinochet. Keduanya memoderasi posisi mereka dalam beberapa pekan terakhir untuk memenangkan pemilih sentris.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement