Selasa 21 Dec 2021 15:08 WIB

Jepang Sumbang 109 Juta Dolar AS Bantu Krisis Afghanistan

Sebanyak 100 juta di antaranya akan langsung disumbangkan ke Afghanistan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang pria membagikan roti kepada wanita Afghanistan yang mengenakan Burka di luar sebuah toko roti di Kabul, Afghanistan, Kamis, 2 Desember 2021. Menurut angka PBB dari awal November, hampir 24 juta orang di Afghanistan, sekitar 60?ri populasi, menderita dari kelaparan akut, termasuk 8,7 juta yang hidup di dekat kelaparan.
Foto: AP/Petros Giannakouris
Seorang pria membagikan roti kepada wanita Afghanistan yang mengenakan Burka di luar sebuah toko roti di Kabul, Afghanistan, Kamis, 2 Desember 2021. Menurut angka PBB dari awal November, hampir 24 juta orang di Afghanistan, sekitar 60?ri populasi, menderita dari kelaparan akut, termasuk 8,7 juta yang hidup di dekat kelaparan.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang akan menyumbangkan dana sebesar 109 juta dolar AS untuk Afghanistan dan beberapa negara tetangganya. Bantuan itu diharapkan dapat membantu kawasan dan Afghanistan mengatasi krisis kemanusiaan.

“Pada 20 Desember, Pemerintah Jepang memutuskan memberikan kontribusi total sekitar 109 juta dolar AS dari anggaran tambahan tahun fiskal 2021 ke Afghanistan dan negara-negara tetangganya untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Afghanistan,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Jepang, Selasa (21/12), dikutip laman Asian News International.

Baca Juga

Dari 109 juta dolar AS yang disiapkan, sebanyak 100 juta di antaranya akan langsung disumbangkan ke Afghanistan. Sementara sisanya bakal disalurkan ke Iran (4,01 juta dolar), Pakistan (3,72 juta dolar), Tajikistan (990 ribu dolar AS), dan Uzbekistan (430 ribu dolar).

Dana tersebut nantinya akan dialokasikan lewat 16 organisasi internasional, termasuk badan-badan PBB, Komite Internasional Palang Merah, Organisasi Kesehatan Dunia, Organisasi Internasional untuk Migrasi, dan lainnya. Jepang ingin dana itu dialokasikan untuk bidang kesehatan, nutrisi, air, sanitasi, dan peningkatan mata pencaharian.

Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) baru saja menggelar pertemuan luar biasa untuk membahas krisis Afghanistan. Mereka sepakat akan membantu negara yang kini dikuasai Taliban tersebut. Salah satu langkah yang bakal ditempuh OKI adalah membuat Humanitarian Trust Fund atau Dana Perwalian Kemanusiaan.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pun menghadiri pertemuan OKI tersebut. Retno menjelaskan, pertemuan OKI tersebut merupakan momentum yang baik untuk menangani tiga isu sebagai satu kesatuan. Pertama, OKI harus bisa memobilisasi dukungan dan sumber daya guna mengatasi krisis kemanusiaan di Afghanistan.

"Dalam kaitan ini, saya telah sampaikan bahwa Indonesia sudah siap berkontribusi. Indonesia saat ini sedang menyiapkan bantuan makanan, berkoordinasi dengan badan PBB yang berada di lapangan," kata Retno dalam keterangan persnya yang diterbitkan situs Kementerian Luar Negeri.

Kedua, penting dibuat roadmap mengenai pemenuhan komitmen Taliban setelah mereka menguasai kembali Afghanistan pertengahan Agustus lalu. Komitmen tersebut antara lain, membentuk pemerintahan inklusif, menghormati hak asasi manusia (HAM), termasuk hak perempuan serta anak perempuan, dan tak tidak menjadikan Afghanistan sebagai sarang terorisme.

"Saya tekankan bahwa semua inisiatif OKI akan sulit diimplementasikan tanpa adanya kemajuan signifikan dari Taliban untuk memenuhi janji-janjinya," kata Retno.

Menurut dia, pendekatan "help us to help you" perlu diterapkan dengan Taliban. Isu ketiga yakni OKI dapat berperan sebagai jembatan dengan negara donor. Retno berpendapat, sebuah roadmap bantuan kemanusiaan dan penyaluran kebutuhan keuangan dapat dibahas dengan donor di berbagai forum terkait.

"Saya tekankan kembali bahwa tiga hal ini sangat penting artinya bagi terciptanya Afghanistan yang damai, stabil, dan sejahtera," ujar Retno.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement