REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kepala Angkatan Laut Jerman mengatakan, langkah negaranya mengirimkan kapal perang ke Laut China Selatan (LCS) baru-baru ini sebagai 'sinyal' pada Beijing. Berlin berencana untuk melanjutkan kehadiran militernya di perairan yang disengketakan tersebut.
Di atas kapal frigate Bayern, Wakil Laksamana Kay-Achim Schonbach menjelaskan, pelayaran kapal ke kawasan Indo-Pasifik pekan lalu menjadi tanda bahwa Jerman melangsungkan aktivitasnya di kawasan dengan 'langkah-langkah kecil'. Pelayaran itu menjadi perjalanan pertama Jerman ke perairan tersebut dalam dua dekade.
Menurut Schonbach, Berlin berharap dapat terus mengirimkan kapal dan pesawat tambahan ke Asia mulai 2023. Kepentingan utama Jerman, kata ia, adalah menjaga ketertiban berdasarkan peraturan internasional di kawasan.
"Pada saat ini kami memulainya dengan langkah kecil, mungkin kami akan melewati (Selat Taiwan) di lain waktu berdasarkan hubungan bilateral," kata Schonbach saat ditanya mengapa kapal Jerman tidak melewati Selat Taiwan, seperti dikutip RT News, Rabu (22/12).
Ia mengatakan Angkatan Laut Jerman fokus pada 'mitra-mitra bernilai' dan 'tidak dimulai dengan palu'.
Dalam acara terpisah ketika kapal frigat berlabuh di Pangkalan Angkatan Laut Changi, Singapura, Schonbach mengatakan pelayaran ini bukan untuk memprovokasi, tapi sebagai tanda Berlin telah mencapai kesepakatan untuk mengirimkan 'sinyal' ke Beijing.
Kapal Bayern yang berlayar pada bulan Agustus lalu membawa 200 awak kapal. Satu bulan kemudian, Jerman mengklaim Beijing menolak kapal frigate kelas Brandenburg itu masuk ke pelabuhannya.
Menurut Schonbach hal itu merupakan 'keputusan politik'. Ia mengatakan tidak memiliki koneksi langsung dengan Angkatan Laut Cina.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Zhao Lijian mengatakan, Beijing mementingkan perkembangan strategis antara China dan Jerman. "Termasuk kerja sama antara dua militer," katanya.
Pekan lalu dalam tajuk utamanya tabloid Cina yang dekat dengan pemerintah, Global Times menulis pelayaran itu untuk mencari perhatian 'Beijing'.