REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Telepon istri jurnalis Jamal Khashoggi, Hanan El Atr, menjadi target spyware tingkat militer oleh agen pemerintah Uni Emirat Arab (UEA). Laporan itu berasal dari bukti forensik baru yang diperoleh The Washington Post.
Sebuah analisis yang dilakukan oleh pakar keamanan siber Bill Marczak dari Citizen Lab menemukan ponsel El Atr telah ditargetkan dengan spyware Pegasus yang dibuat oleh perusahaan Israel NSO Group. Temuan itu menjadi indikasi pertama bahwa pemerintah Emirat menempatkan spyware pada seseorang di lingkaran dalam Khashoggi sebelum pembunuhan.
Insiden itu terjadi pada April 2018 ketika mantan pramugari Emirates itu ditahan oleh agen keamanan UEA dalam penerbangan kembali ke Dubai. Dia menyerahkan dua telepon, laptop, dan kata sandinya, serta ditutup matanya dan diborgol sebelum dibawa ke pusat interogasi. Di sana, dia ditanyai segala macam pertanyaan tentang Khashoggi.
Saat ponsel berada dalam tahanan Emirat, Marczak mengatakan seorang agen berusaha menginstal Pegasus di perangkat El Atr dengan mengetikkan alamat situs web jahat secara manual dan menekan "go". Dia tidak dapat menentukan apakah spyware berhasil diinstal, tetapi mencatat tidak ada upaya instalasi kedua.
"Kami menemukan pistol berasap di ponselnya," kata Marczak merujuk pada istilah bukti memberatkan yang tak terbantahkan.
Otoritas Emirat mengembalikannya kepadanya beberapa hari setelah dia dibebaskan. Marczak memeriksa dua ponsel Android El Atr.
Telepon El Atr disita tepat setelah dia dan Khashoggi bertunangan dan berada dalam hubungan jarak jauh dengan El Atr yang berbasis di Dubai dan Khashoggi di Washington. "Saya merasa sangat hancur bahwa saya mungkin menjadi alat untuk menonton Jamal," kata El Atr baru-baru ini kepada The Washington Post yang dikutip Middle East Eye.
"Saya ingin tahu berapa banyak negara yang melihat suami saya pindah dan alat apa yang digunakan untuk melawan suami saya," ujarnya.