Rabu 22 Dec 2021 21:10 WIB

UEA Pakai Pegasus Retas Ponsel Istri Khashoggi Sebelum Pembunuhan

Telepon istri jurnalis Jamal Khashoggi jadi target spyware tingkat militer oleh UEA

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
 FILE - Sebuah logo menghiasi dinding di cabang perusahaan Israel NSO Group, dekat kota Sapir, Israel selatan, 24 Agustus 2021. Telepon istri jurnalis Jamal Khashoggi jadi target spyware tingkat militer oleh UEA. Ilustrasi.
Foto:

Pada Juli, sebuah konsorsium jurnalis internasional yang dipimpin oleh organisasi nirlaba Forbidden Stories melaporkan bahwa keluarga, teman, dan kontak dekat Khashoggi termasuk di antara ribuan orang yang disebut-sebut sebagai target spyware Pegasus. Laporan itu menyatakan Pegasus dipasang di telepon Hatice Cengiz, tunangan Khashoggi, hanya empat hari setelah dia dibunuh di dalam konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018.

Menurut analisis oleh Amnesty International Security Lab terhadap Android milik El Atr, ditemukan operator tak dikenal yang menggunakan spyware terkenal mengirim lima pesan teks SMS ke El Atr selama periode 18 hari pada November 2017 dan keenam pada 15 April 2018. Menanggapi laporan tersebut, pengacara NSO Thomas Clare mengatakan perusahaan melakukan tinjauan yang menetapkan Pegasus tidak digunakan untuk mendengarkan, memantau, melacak, atau mengumpulkan informasi tentang El Atr.

Clare mengakui spyware menggunakan teks SMS untuk mengirim tautan situs web yang mengirimkan serangan Pegasus. Namun, pengamanan teknologi mencegah metode ini digunakan enam kali dalam periode 18 hari.

UEA telah dituduh menggunakan spyware Pegasus terhadap aktivis anti-rezim, jurnalis, dan seorang putri kerajaan yang berusaha melarikan diri dari ayahnya. Emirat pun telah membantah tuduhan ini.

Abu Dhabi juga merupakan sekutu dekat Arab Saudi dan menurut aktivis hak asasi manusia, Emirat telah memata-matai para pembangkang Saudi di luar negeri dan mengirim mereka ke Riyadh. Awal bulan ini, aktivis hak Saudi Loujain al-Hathloul mengajukan gugatan terhadap perusahaan keamanan siber UEA karena diduga meretas teleponnya sebelum penangkapannya.

NSO telah dilanda gelombang kemarahan atas meluasnya penggunaan spyware untuk menargetkan jurnalis, aktivis hak asasi, pembangkang politik, dan bahkan diplomat. Amerika Serikat memasukkan perusahaan tersebut ke daftar hitam agar tidak memiliki akses ke teknologi tertentu dan perusahan ini menghadapi beberapa tuntutan hukum dari raksasa teknologi, yang terbaru dari Apple.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement