Kamis 23 Dec 2021 19:22 WIB

Di Tengah Lonjakan Covid-19, Prancis Batalkan Pemesanan Obat Covid Merck

Prancis membatalkan pesanan obat Covid-19 dari Merck karena uji coba mengecewakan

Rep: Dwina Agustin/Antara/ Red: Christiyaningsih
Prancis membatalkan pesanan obat Covid-19 dari Merck karena uji coba mengecewakan. Ilustrasi.
Foto:

Juru bicara Merck menuturkan pembelian yang direncanakan Prancis tidak terjadi setelah otoritas kesehatan negara itu menolak untuk mengesahkan pil Covid-19 dari Merck awal bulan ini. Perusahaan mengatakan terus bekerja dengan Asosiasi Obat-obatan Eropa (EMA) dalam tinjauan peraturan obat. Merck memiliki kesepakatan untuk memasok atau menjual pil ke lebih dari 30 negara dan telah mengirimkan produk ke 12 negara.

Sedangkan kantor komisioner khusus untuk keadaan darurat Covid Italia mengatakan pada 18 November bahwa telah menerima mandat dari Kementerian Kesehatan untuk membeli 50 ribu paket pil Merck dan 50 ribu pil Pfizer lainnya. "Kontrak belum diselesaikan, tetapi sedang dalam proses," kata juru bicara komisaris pada Selasa (21/12).

Kepala regulator obat Italia Aifa, Nicola Magrini, mengatakan kepada komite Senat pada 9 Desember bahwa dua perawatan untuk Covid-19 itu bisa tersedia di Italia mulai akhir Januari. Namun, terlepas dari ketersediaan obat, akan ada penilaian penggunaannya. "Harus dan akan ada evaluasi, terlepas dari penilaian badan pengawas," kata penasihat utama Menteri Kesehatan Italia Roberto Speranza, Walter Ricciardi.

Menteri Kesehatan Jerman Karl Lauterbach menyebut negara itu telah membeli pengobatan antivirus Merck, Rabu. "Ini adalah perintah yang mengikat," katanya.

Karl menyatakan Berlin juga sedang dalam pembicaraan dengan Pfizer tentang pembelian obat antivirusnya. EMA diharapkan untuk memutuskan apakah akan menyetujui pil Merck dan Pfizer di tahun baru.

Sementara vaksin adalah senjata utama melawan Covid-19 bagi pemerintah, ada harapan pil eksperimental Merck dan Pfizer dapat menjadi pengubah. Obat tersebut diharapkan mengurangi kemungkinan kematian atau rawat inap bagi kelompok paling berisiko terkena penyakit parah.

sumber : Reuters/Anadolu Agency
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement