REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Rudal Israel yang ditembakkan dari Mediterania menghantam pelabuhan Latakia di Suriah, pada Selasa (28/12) pagi. Rudal ini memicu kebakaran di terminal peti kemas.
Media pemerintah Suriah melaporkan, rudal Israel tersebut merupakan serangan kedua pada bulan ini, yang menargetkan fasilitas vital. Kantor berita negara SANA, yang mengutip seorang pejabat militer melaporkan bahwa, rudal Israel yang ditembakkan dari barat Latakia menghantam terminal peti kemas pelabuhan.
Tembakan rudal memicu kebakaran yang menyebabkan kerusakan besar. Pejabat yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan, petugas pemadam kebakaran berjuang memadamkan api selama hampir satu jam setelah serangan itu.
TV Al-Ikhbariyah milik pemerintah Suriah menayangkan rekaman yang menunjukkan api dan asap membubung dari terminal. Televisi tersebut melaporkan kerusakan bangunan tempat tinggal, rumah sakit, pertokoan, dan beberapa lokasi wisata di dekat pelabuhan.
Seorang reporter TV Al-Ikhbariyah di daerah itu mengatakan, serangan pada Selasa lebih besar dan ledakannya bisa terdengar hingga kota Tartus, yang jaraknya lebih dari 80 kilometer. Reporter itu melaporkan ambulans bergegas datang ke tempat kejadian. Tetapi, sejauh ini, belum ada laporan mengenai korban jiwa maupun luka-luka.
Serangan serupa dilaporkan pada 7 Desember, ketika pesawat tempur Israel menargetkan terminal peti kemas. Serangan ini menyebabkan kebakaran dan ledakan.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, menyebut serangan udara pada 7 Desember menghantam pengiriman senjata untuk para pejuang yang didukung Iran. Beberapa serangan sebelumnya menargetkan bandara utama di ibu kota Suriah, Damaskus.
Israel mengakui bahwa, mereka menargetkan pangkalan milisi sekutu Iran, seperti kelompok militan Hizbullah yang memiliki pejuang di Suriah. Israel menyerang pengiriman senjata yang diyakini ditujukan untuk milisi tersebut.