Rabu 05 Jan 2022 17:03 WIB

Taiwan Gelar Simulasi Perang di Tengah Ancaman China

Jet militer China sering terbang ke bagian barat daya dari zona identifikasi Taiwan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Jet tempur F-16V yang baru ditugaskan terlihat di pangkalan Angkatan Udara di Chiayi di barat daya Taiwan Kamis, 18 November 2021. Taiwan telah mengerahkan versi paling canggih dari jet tempur F-16 di Angkatan Udaranya, sebagai langkah pulau meningkatkan kemampuan pertahanannya dalam menghadapi ancaman berkelanjutan dari China.
Foto: AP/Johnson Lai
Jet tempur F-16V yang baru ditugaskan terlihat di pangkalan Angkatan Udara di Chiayi di barat daya Taiwan Kamis, 18 November 2021. Taiwan telah mengerahkan versi paling canggih dari jet tempur F-16 di Angkatan Udaranya, sebagai langkah pulau meningkatkan kemampuan pertahanannya dalam menghadapi ancaman berkelanjutan dari China.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Angkatan udara Taiwan pada Rabu (5/1) menggelar latihan simulasi perang. Latihan ini bertujuan mengukur kesiapan jet tempur Taiwan di tengah meningkatnya ketegangan militer dengan China.

Sebelum lepas landas, awak pesawat di sebuah pangkalan di kota selatan Chiayi, bergegas menuju ke pesawat saat alarm berbunyi. Pangkalan tersebut merupakan rumah bagi jet tempur F-16 buatan Amerika Serikat (AS) yang sering dikerahkan untuk mencegat pesawat tempur China.

Baca Juga

Pergelaran tersebut merupakan bagian dari latihan tiga hari untuk menunjukkan kesiapan pertempuran Taiwan, menjelang liburan Tahun Baru Imlek pada akhir bulan ini.

Ketegangan di Selat Taiwan telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Angkatan udara China telah melakukan operasi secara berkala di dekat wilayah Taiwan.

Pesawat militer China sering terbang ke bagian barat daya dari zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ). Ini wilayah udara yang berada di bawah pengawasan Taiwan. "Dengan frekuensi yang sangat tinggi, pesawat Komunis memasuki ADIZ, pilot dari sayap kami sangat berpengalaman dan telah menangani hampir semua jenis pesawat mereka," kata pejabat militer Taiwan, Yen Hsiang-sheng.

Yen pernah terlibat dalam misi untuk mencegat pesawat tempur J-16 China, pada akhir tahun lalu. Taiwan telah menyebut kegiatan China sebagai perang "zona abu-abu". Perang ini dirancang untuk melemahkan kekuatan, dan menguji tanggapan Taiwan.

Dalam pesan tahun baru untuk China pekan lalu, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan, konflik militer tidak dapat menjadi jalan keluar. Sementara, Beijing memperingatkan, jika Taiwan melewati garis merah, maka akan mengarah pada bencana besar.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement