REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Kepala Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan Uni Eropa (UE) Josep Borrell, mengunjungi garda depan pasukan Ukraina pada Rabu (5/1). Kunjungan tersebut menunjukkan solidaritas kepada Ukraina dalam menghadapi penumpukan pasukan Rusia di perbatasan.
“Dengan peningkatan pembangunan militer Rusia, saya di sini untuk menunjukkan dukungan UE bagi kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina, dan mendukung upaya reformasi berkelanjutan yang merupakan kunci ketahanan,” ujar Borrell.
Borrell terbang dengan helikopter ke wilayah timur Luhansk. Borrell merupakan perwakilan tinggi UE pertama yang melakukan kunjungan ke garda depan Ukraina, sejak pecahnya konflik pada 2014. Kunjungan Borrell juga merupakan bagian dari upaya diplomatik Barat untuk mendukung Ukraina.
"Kunjungan yang sangat tepat waktu dengan latar belakang kenaikan eskalasi, dan ancaman Rusia. Ukraina mendapat dukungan dari Uni Eropa dalam melawan agresi Rusia. Bahkan, dukungan ini adalah yang terkuat sejak 2014," kata Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba saat menemani Borrell.
Dalam kunjungan tersebut, Borrell bertemu dengan tentara dan warga sipil di timur Ukraina, sebelum terbang kembali ke ibu kota Kiev. Borrell dijadwalkan bertemu dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy pada Kamis (6/1).
Dalam beberapa pekan terakhir, Ukraina telah bergegas untuk mendapatkan dukungan dari sekutu Barat. Ukraina menuduh Rusia mengumpulkan puluhan ribu pasukan militer di dekat perbatasannya, sebagai persiapan untuk kemungkinan invasi skala besar.
Moskow membantah tudingan Ukraina tersebut. Rusia justru berbalik menuduh Kiev yang membangun pasukannya sendiri di timur negara itu.
Washington pada Selasa (4/1) mengatakan, UE telah membuat konsensus untuk menjatuhkan sanksi bagi Rusia jika mereka meningkatkan konflik dengan Ukraina. Hubungan antara Kiev dan Moskow runtuh, setelah Rusia mencaplok Krimea pada 2014, dan pasukan yang didukung Moskow merebut wilayah di Ukraina timur.
Moskow menginginkan jaminan bahwa NATO akan menghentikan ekspansi ke arah timur. Termasuk mengakhiri kerja sama militer dengan Ukraina dan Georgia, yang memiliki sengketa wilayah dengan Rusia.