REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) terhuyung-huyung melalui serangan gencar yang mematikan dari bencana cuaca dan iklim pada 2021. Kondisi itu menelan biaya hingga miliaran dolar AS.
Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) mengatakan pada Senin (10/1/2022), tahun lalu adalah tahun cuaca paling mematikan bagi AS yang berdekatan sejak 2011. Sebanyak 688 orang meninggal dalam 20 bencana cuaca dan iklim bernilai miliaran dolar yang menggabungkan biaya setidaknya 145 miliar dolar AS.
Jumlah itu menjadi tertinggi kedua dari bencana cuaca bernilai miliaran dolar yang disesuaikan dengan inflasi dengan catatan sejak 1980. Laporan baru itu pun menjadikan bencana 2021 di AS ketiga yang paling mahal.
"Itu adalah tahun yang sulit. Perubahan iklim telah mengambil pendekatan meluas untuk bahaya di seluruh negeri," kata ahli iklim dan ekonom NOAA Adam Smith, yang mengumpulkan bencana cuaca bernilai miliaran dolar untuk NOAA.
Para ilmuwan telah lama mengatakan bahwa perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia membuat cuaca ekstrem lebih buruk dan lebih sering terjadi. Mereka mengatakan udara dan lautan yang lebih panas dan es laut yang mencair mengubah aliran yang membawa dan menghentikan perenggan badai, membuat badai lebih basah dan lebih kuat, sementara memperburuk kekeringan dan kebakaran hutan di barat.
Bencana cuaca tahun lalu termasuk gelombang panas yang memecahkan rekor di Pacific Northwest dengan suhu mencapai 116 derajat Fahrenheit di Portland. Kemudian badai es dingin yang menghancurkan dan mematikan di Texas, badai angin yang meluas yang disebut derecho, empat badai yang menyebabkan kerusakan hebat. Terjadi juga wabah tornado yang mematikan, tanah longsor, kekeringan terus-menerus, dan banyak kebakaran hutan.
Sementara pada 2020 mencatat rekor bencana bernilai miliaran dolar, menurut Smith, pada 2021 ekstremnya tampak sedikit lebih dalam daripada 2020. Tahun lalu, bencana cuaca bernilai miliaran dolar lebih dari dua kali lipat mematikan seperti pada 2020, ketika bencana ekstrem itu menewaskan 262 orang.
Smith menyatakan, perubahan di mana orang tinggal dan kerentanan perumahan adalah faktor. "Namun gorila seberat 800 pon di ruangan itu, tentu saja, perubahan iklim, karena itu mempercepat semua tren ini sehubungan dengan potensi bencana untuk kerusakan," katanya menggunakan idiom untuk kekuatan besar yang bertindak.
Baca: Arab Saudi Krisis Rudal Gara-Gara Beli Sistem Pertahanan Buatan AS
Menurut Smith, lima tahun terakhir telah menelan biaya 742 miliar dolar AS dalam 86 bencana cuaca yang terpisah. Itu rata-rata lebih dari 17 tahun sebelumnya. Hampir 100 miliar dolar AS lebih banyak dari total gabungan semua bencana bernilai miliaran dolar dari 1980 hingga 2004.
Baca: Australia tak Mau Lockdown, Memilih Lewati Wabah Covid-19 Omicron
Baca: Menlu Israel Positif Covid-19 Saat Negaranya Bersiap Hadapi Omicron dengan Dosis 4 Vaksin