REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kelompok republik Inggris mengatakan pada Senin (10/1/2022) bahwa akan meluncurkan kampanye untuk mengakhiri monarki menjelang perayaan menandai 70 tahun Ratu Elizabeth II di atas takhta. Raja tertua dan terlama di dunia itu akan menandai dekade ketujuh sebagai penguasa bulan depan.
Kelompok anti-monarki Republic menggunakan kesempatan itu untuk memulai kampanye Not Another 70 untuk menyerukan diakhirinya institusi bersejarah itu. "Sementara minoritas vokal ingin merayakan tujuh puluh tahun pemerintahan ratu, kita semua harus mulai melihat ke masa depan. Prospek Raja Charles tidak bahagia, dan ada alternatif demokratis yang baik yang ditawarkan," ujar perwakilan Republic Graham Smith.
"Sudah waktunya untuk berdebat serius tentang konstitusi kita, menerima bahwa Charles bukan yang terbaik yang ditawarkan negara, dan bahwa sebagai bangsa kita cukup mampu memilih kepala negara kita," katanya.
Jajak pendapat menunjukkan sebagian besar orang di Inggris mendukung monarki dan Ratu sendiri sangat populer. Namun tidak ada banyak dukungan untuk putra sulung Ratu Elizabeth dan pewaris takhta, Pangeran Charles. Survei menunjukkan ada sentimen sistem republik yang berkembang di kalangan orang Inggris yang lebih muda.
Baca: Australia tak Mau Lockdown, Memilih Lewati Wabah Covid-19 Omicron
Baca: Menlu Israel Positif Covid-19 Saat Negaranya Bersiap Hadapi Omicron dengan Dosis 4 Vaksin
Pemimpin negara berusia 95 tahun ini akan merayakan Platinum Jubilee. Dia menandai perayaan tersebut pada Februari dengan pemerintah merencanakan perayaan empat hari pada 2-5 Juni.
Baca: Arab Saudi Krisis Rudal Gara-Gara Beli Sistem Pertahanan Buatan AS