El-Sissi mengatakan beberapa tahun terakhir pemerintahnya telah memperketat keamanan di perbatasan dan mencegah Mesir menjadi titik keberangkatan bagi imigran Afrika dan Timur Tengah yang melarikan diri dari perang dan kemiskinan. IOM mengatakan imigran yang berangkat dari Mesir ke Eropa turun drastis sejak 2016.
Jumlah warga Mesir yang menyeberang ke Eropa pada 2020 tujuh kali lebih rendah daripada 2016. Turun dari sebelumnya 4.873 menjadi 750.
"Kami tidak membiarkan orang-orang menggunakan Mesir sebagai titik penyeberangan di mana orang-orang menyeberang ke tempat tidak diketahui dan menghadapi nasib yang keras di Laut Tengah saat berimigrasi ke Eropa," terang el-Sissi.
Pernyataan el-Sissi ini disampaikan dalam konferensi pemuda internasional World Youth Forum, kegiatan yang diselenggarakan pemerintah Mesir di Kota Sharm el-Sheik. Dengan semakin diperketatnya keamanan di perbatasan Laut Tengah, jalur menuju Eropa melalui rawa-rawa dan hutan di Eropa Timur bermunculan.
Beberapa bulan terakhir orang-orang dari Irak, Suriah, dan negara lain melarikan diri ke ibukota Belarusia, Minsk, bergerak menuju perbatasan menggunakan mobil yang dibawa para penyeludup. Para imigran itu menggunakan visa turis.
Tiga negara tetangga Belarusia yakni Polandia, Lithuania, dan Latvia menuduh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko hendak mengganggu stabilitas masyarakat mereka. Polandia melanggar konvensi hak asasi manusia internasional dengan melarang masuk ribuan imigran yang mengajukan suaka. Kelompok-kelompok hak asasi manusia di dalam dan luar negeri mengkritik langkah pemerintah Polandia.