Senin 08 Apr 2024 08:22 WIB

Sisi: Mesir akan Berupaya Penuh Akhiri Konflik di Gaza

Mesir menegaskan kembali solidaritas terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.

Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi
Foto: Antara, Anadolu
Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi pada Sabtu (6/4/2024) mengatakan bahwa negaranya melakukan segala upaya untuk menghentikan perang Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, yang dimulai lebih dari setengah tahun lalu.

Pernyataan Presiden Sisi itu disampaikan dalam sebuah pidato pada acara malam Lailatul Qadr, yang jatuh pada Jumat/Sabtu malam, di hadapan beberapa pejabat dan tokoh agama di Pusat Konferensi Internasional Al-Manara di Kairo timur, menurut pernyataan dari kantor kepresidenan Mesir.

Baca Juga

Presiden Mesir berbicara tentang keutamaan malam yang disebut lebih baik dari seribu bulan dan penuh berkah tersebut, serta signifikansinya di kalangan umat Islam dengan makna keagamaan dan spiritualnya yang luar biasa. Sisi juga membahas situasi di Palestina, dengan mengatakan, "Saya tidak akan melewatkan kesempatan untuk menegaskan kembali solidaritas kami yang tegas dan teguh terhadap saudara-saudara Palestina kami di Jalur Gaza."

Dia juga menegaskan kembali bahwa Mesir akan mengerahkan upaya maksimal dan pantang menyerah untuk mengakhiri permusuhan dan memastikan pengiriman bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan ke Gaza. "Saya menggarisbawahi komitmen Mesir yang tak tergoyahkan untuk berupaya tanpa kenal lelah memastikan hak-hak rakyat Palestina dan pembentukan negara independen mereka di sepanjang perbatasannya yang ditetapkan pada 4 Juni 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya," tambahnya.

Israel melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas yang dilakukan kelompok Hamas Palestina pada awal Oktober, menewaskan kurang dari 1.200 orang. Lebih dari 33.100 warga Palestina sejak saat itu telah tewas dan lebih dari 75.800 lainnya luka-luka di tengah kehancuran massal dan kelangkaan bahan kebutuhan pokok.

Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan di Jalur Gaza, menyebabkan penduduknya, khususnya warga Gaza utara, berada di ambang kelaparan. Perang Israel telah memaksa 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kelangkaan akut terhadap makanan, air bersih dan obat-obatan.

Sementara 60 persen infrastruktur daerah kantong itu mengalami kerusakan atau hancur, menurut PBB. Israel dituding melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang pada pekan lalu memintanya untuk berbuat lebih banyak guna mencegah kelaparan di Gaza.

 

sumber : Antara, Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement