Mengenai pembatasan perjalanan, Zyl mengatakan, pembatasan sosial merupakan tanggapan awal atas munculnya varian baru. Sementara itu, penguncian adalah untuk melindungi layanan kesehatan negara.
"Kita harus fokus pada apa yang bisa dicapai dan menyelamatkan nyawa," kata Zyl.
Sementara itu, seorang ilmuwan di Unit Penelitian Vaksin dan Penyakit Menular (VIDA) University of the Witwatersrand, Vicky Lynne Baillie, mengatakan, varian omicron bukan "varian Afrika Selatan" dan telah ditemukan hampir di seluruh dunia. Baillie memperingatkan bahwa varian ini dapat memiliki konsekuensi serius pada orang yang belum pernah divaksinasi.
"Omicron sangat menular dan begitu banyak orang menjadi terinfeksi. Kita harus mencapai kekebalan kelompok," ujar Baillie.
Menurut Baillie, semua kemajuan yang telah dicapai oleh suatu negara dalam mengelola pandemi dapat hilang jika muncul varian lain. Menurut data Johns Hopkins University di Amerika Serikat (AS), sejak Desember 2019, pandemi telah merenggut lebih dari 5,51 juta jiwa di setidaknya 192 negara dan wilayah. Sementara lebih dari 318,7 juta kasus telah dilaporkan di seluruh dunia.