REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Pada 25 Januari 2004, kendaraan atau robot penjelajah NASA akhirnya mendarat di permukaan planet Mars. Robot penjelajah kedua ini akan mencari tanda-tanda keberadaan air di permukaan Mars.
Seperti dilansir laman BBC History pada Selasa (25/1/2022), robot penjelajah yang diberi nama Opportunity mendarat pada pukul 05.05 setelah melakukan perjalanan dari Bumi selama enam bulan. Opportunity mendarat di sisi berlawanan dari tempat penjelajah sebelumnya bernama Spirit tiga pekan sebelumnya.
Setelah awalnya mengirimkan kembali foto-foto berwarna yang mencolok dari permukaan Mars, robot penjelajah Spirit mengalami kesulitan dan berhenti bekerja sama sekali sepekan sebelumnya. Ilmuwan luar angkasa mengatakan, mereka membuat kemajuan dalam memperbaiki penjelajah itu. Namun itu bisa memakan waktu berhari-hari atau berminggu-minggu untuk memperbaikinya.
Sementara itu Opportunity mendarat di dataran datar yang mulus di ketinggian tertinggi yang pernah dicoba oleh NASA. Robot beroda enam itu mengirimkan gambar dari lokasi pendaratannya yang menunjukkan lanskap yang tidak dikenal, dan sebagian besar tanpa fitur kecuali singkapan batuan dasar yang mencolok di dekatnya.
"Ini adalah tempat asing yang indah, dunia yang belum pernah kita lihat sebelumnya," kata peneliti NASA, Professor Steve Squyres.
Dia menambahkan bahwa Opportunity bisa saja mendarat di kawah dan batuan dasar yang bisa menjadi tepi kawah itu. Batuan tersebut memiliki bentuk seperti lempengan yang menurut para ilmuwan dapat diciptakan baik oleh aktivitas gunung berapi atau oleh aksi air.
Ini telah membuat jejak khas di tanah Mars yang menunjukkan bahwa planet tersebut mungkin berbutir halus dan berlapis-lapis. Warnanya juga jauh lebih gelap daripada tanah di lokasi pendaratan Spirit's Gusev Crater, 10.600 km jauhnya.
Para ilmuwan meyakini tanah Mars kaya akan mineral yang disebut hematit abu-abu. Di Bumi, mineral tersebut biasanya terbentuk dengan adanya air. Opportunity mendekati permukaan Mars dengan kecepatan 19 ribu km/jam. Kendaraan ini mengerahkan parasut untuk memperlambat penurunannya dan pelindung kapsulnya untuk melindungi pendaratannya.
Roket yang membawa robot penjelajah menetralkan embusan angin ringan saat mendarat di Mars. Oleh karena itu, ia mendarat dengan kekuatan antara dua dan tiga G atau pendaratan yang terbilang sangat lembut. Robot penjelajah dirancang untuk menahan pendaratan hingga 40 Gs. NASA sekarang akan menghabiskan waktu seminggu untuk membongkar dan menguji kendaraan roda enam itu.