REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah memilih diplomat karier kawakan dan mantan penegak sanksi Korea Utara (Korut) sebagai duta besar untuk Korea Selatan (Korsel), sebuah sumber diplomatik di Seoul mengatakan pada Rabu (26/1/2022). Philip Goldberg, yang menjabat sejak 2019 sebagai duta besar untuk Kolombia, akan dicalonkan untuk jabatan tersebut di Seoul, kata sumber yang berbicara anonim itu.

Surat kabar Chosun Ilbo, mengutip beberapa sumber diplomatik yang tidak disebutkan namanya, melaporkan AS telah meminta persetujuan Seoul setelah memutuskan untuk mencalonkan Goldberg akhir tahun lalu dan bahwa pengumuman resmi segera dikeluarkan. Seorang juru bicara Kedutaan Besar AS di Seoul mengatakan mereka tidak membuat pengumuman untuk saat ini dan bahwa pemberitahuan resmi akan datang dari Gedung Putih.

Kementerian luar negeri Korsel mengatakan tidak dapat mengonfirmasi laporan tersebut. Goldberg, yang baru-baru ini menjabat sebagai duta besar untuk Filipina dan Bolivia, di antara jabatan lainnya, juga bekerja sebagai koordinator penerapan sanksi PBB terhadap Korut dari 2009 hingga 2010.

Meski Seoul dan Washington bersikeras bahwa persekutuan mereka tak tergoyahkan, sanksi-sanksi tersebut telah menjadi sumber kontroversi karena menghalangi rencana Korsel untuk lebih banyak melakukan kegiatan ekonomi dengan Korut. Jabatan di salah satu negara sekutu utama AS itu telah diisi oleh kuasa usaha ad interim selama lebih dari setahun sejak duta besar terakhir untuk Korsel, mantan laksamana angkatan laut Harry Harris, mengundurkan diri saat Biden menjabat pada Januari 2021.

Masa jabatan Harris ditandai ketegangan dalam persekutuan itu ketika Presiden Donald Trump saat itu menekan Seoul untuk membayar miliaran dolar lebih banyak untuk mendukung sekitar 28.500 tentara AS yang ditempatkan di sana. Korsel merasa kesal atas desakan AS untuk penegakan sanksi-sanksi yang ketat.

Ikuti Whatsapp Channel Republika