Diplomat top Israel mengatakan pada Selasa (25/01) bahwa pihaknya berharap untuk membangun kesepakatan 2020 yang ditengahi oleh Amerika Serikat (AS) dengan empat negara Muslim. Israel berharap membangun hubungan diplomatik dengan Arab Saudi dan Indonesia, tetapi kesepakatan semacam itu akan memakan waktu.
Arab Saudi merupakan rumah bagi dua situs paling suci umat Islam dan Indonesia memiliki populasi Muslim terbesar di dunia. Keduanya telah mengondisikan setiap normalisasi yang mungkin terjadi dengan Israel untuk menangani masalah Palestina dalam hal pencarian kenegaraan di wilayah yang direbut oleh Israel dalam perang Timur Tengah 1967.
Di Radio Angkatan Darat, Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid mengatakan negaranya sedang berusaha untuk "memperluas Kesepakatan Abraham ke negara-negara tambahan" di luar Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan dan Maroko.
"Jika Anda bertanya kepada saya negara penting apa yang sedang kami lihat, Indonesia adalah salah satunya, Arab Saudi tentu saja, tetapi hal-hal ini membutuhkan waktu," katanya.
Lapid menambahkan bahwa "negara-negara yang lebih kecil" yang tidak dia identifikasi dapat menormalkan hubungan dengan Israel dalam dua tahun mendatang.
Presiden Israel Isaac Herzog mengatakan pada Selasa (25/01) bahwa dia akan mengunjungi Uni Emirat Arab, negara pertama yang menormalkan hubungan dengan Israel sebagai bagian dari Kesepakatan Abraham, pada 30-31 Januari, dan bertemu dengan para pemimpinnya.
Meskipun tidak ada hubungan resmi, Arab Saudi setuju pada tahun 2020 untuk mengizinkan penerbangan Israel-UEA melintasi wilayahnya. Pesawat El Al Israel Airlines milik Perdana Menteri Israel Naftali Bennett terbang melalui wilayah udara Saudi ketika dia mengunjungi Abu Dhabi bulan lalu.
Kunjungan rahasia ke Arab Saudi pada November 2020 oleh perdana menteri Benjamin Netanyahu dikonfirmasi oleh pejabat Israel tetapi secara terbuka ditolak oleh Riyadh. Baik Israel maupun Arab Saudi berbagi kekhawatiran atas musuh bersama mereka, Iran.
Baik Arab Saudi dan Indonesia mengutuk serangan udara Israel di Gaza selama 11 hari permusuhan dengan militan Palestina pada Mei 2021. Lebih dari 250 warga Palestina tewas di Gaza. Roket yang ditembakkan oleh Hamas dan kelompok militan lainnya menewaskan 13 orang di Israel.
pkp/hp (Reuters)