REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara (Korut) dilaporkan telah menembakkan setidaknya satu rudal balistik ke laut. Ini menjadi peluncuran senjata dari negara itu yang ketujuh sepanjang awal tahun ini.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (Korsel) pada Ahad (30/1/2022) tidak mengatakan apakah senjata itu balistik dan seberapa jauh berada di udara. Sementara, kantor Pemerintah Jepang mengatakan rudal Korut mendarat di luar zona ekonomi eksklusif negara itu.
Meski demikian, Jepang menyatakan bahwa peluncuran rudal tersebut melanggar resolusi PBB. Presiden Korsel Moon Jae-in akan memimpin pertemuan Dewan Keamanan Nasional mengenai uji coba rudal terbaru Korut.
Peluncuran dilakukan tiga hari setelah Korut menembakkan dua rudal balistik jarak pendek ke laut pada Kamis (27/1/2022). Pyongyang juga melakukan uji terbang dua rudal jelajah jarak jauh pada awal pekan, menyatakan untuk memperkuat persenjataan nuklirnya.
Dalam beberapa bulan terakhir, Korut telah meningkatkan aktivitas pengujian senjata, termasuk tujuh putaran peluncuran senjata sejauh ini pada 2022. Negara terisolasi itu menunjukkan kekuatan militer di tengah krisis terkait pandemi virus corona jenis baru (Covid-19) dan dalam diplomasi nuklir dengan Amerika Serikat (AS).
Sementara secara agresif memperluas kemampuan militernya meskipun sumber daya terbatas, pemimpin Korut Kim Jong Un juga menghidupkan kembali ketentuan dalam buku pedoman lama Pyongyang untuk merebut konsesi dari AS, yang mengarah pada sanksi internasional atas program nuklir negaranya.
Dilansir TRT, para ahli mengatakan Korut dapat menghentikan pengujian setelah dimulainya Olimpiade Musim Dingin di Cina mulai pekan depan untuk menghormati sekutu utamanya dan jalur kehidupan ekonomi. Tetapi ada juga harapan bahwa Korut dapat secara signifikan meningkatkan pengujian senjata setelah pekan olahraga itu berakhir pada Februari.