REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) mengatakan Rusia bisa menginvasi Ukraina "sewaktu-waktu", ketegangan meningkat antara Kremlin dan negara-negara Barat. Menurut juru bicara Gedung Putih Jen Psaki, AS merasa perlu bersikap terbuka dan jujur tentang adanya ancaman dari Rusia.
"Upaya kita adalah untuk memastikan kita memberi tahu publik Amerika dan komunitas global tentang keseriusan ancaman ini, bahkan saat kita bekerja sama dengan Ukraina dan dengan Eropa untuk memastikan kita tidak hanya mempersiapkan mereka dan menyediakan pasokan yang mereka butuhkan, tetapi berdiri dan menjelaskan kepada Rusia apa konsekuensinya," kata Psaki seperti dilansir Anadolu Agency pada Senin (31/1/2022).
AS dan sekutu-sekutunya di Eropa telah memperingatkan potensi invasi Rusia ke Ukraina selama lebih dari sebulan.Negara-negara Barat memperkirakan pasukan Rusia yang ditempatkan di sepanjang perbatasan Ukraina berjumlah lebih dari 100 ribu orang.
Di Belarus, utusan AS untuk PBB memperingatkan sebelumnya pada Senin bahwa Rusia berusaha untuk meningkatkan kehadirannya menjadi 30.000 tentara. Dalam kedua kasus tersebut, Rusia membantah merencanakan invasi dan menyebut penempatan pasukannya merupakan bagian dari latihan rutin.
Penambahan pasukan itu terjadi delapan tahun setelah Rusia secara ilegal mencaplok Semenanjung Krimeadi Ukraina, dan memulai dukungannya untuk pemberontak separatis yang beroperasi di Ukraina timur.