REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Rusia sepakat memasok 10 miliar meter kubik gas ke China per tahun. Kesepakatan itu tercapai setelah Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu Presiden China Xi Jinping di Beijing, Jumat (4/2/2022).
"Perusahaan minyak kami telah menyiapkan solusi baru yang baik untuk pasokan hidrokarbon ke Republik Rakyat China. Industri gas juga telah mengambil langkah maju, maksud saya kontrak baru untuk pasokan gas ke China dari Timur Jauh Rusia sebanyak 10 miliar meter kubik per tahun," kata Putin, dikutip Anadolu Agency.
Penandatanganan kesepakatan itu terjadi saat Eropa menghadapi krisis energi karena harga gas meroket dalam beberapa bulan terakhir. Putin mengungkapkan, Rusia dan China juga bergerak maju dalam kerja sama teknologi tinggi.
Sementara itu Xi Jinping mengungkapkan, dia yakin pertemuannya dengan Putin akan memberikan dorongan tambahan bagi hubungan China-Rusia. Xi menjelaskan, saat ini dunia telah memasuki periode baru pergolakan dan perubahan. “Manusia menghadapi banyak tantangan dan krisis,” ujarnya.
Dalam kondisi seperti itu, Rusia dan China, kata Xi, berkomitmen pada tujuan awal, yakni terus berupaya mengembangkan hubungan berkelanjutan serta melindungi kepentingan fundamental masing-masing. “Semuanya semakin kuat (antara Rusia dan China), saling percaya politik dan strategis,” ucap Xi.
Xi mengatakan, China dan Rusia akan terus bekerja sama mempromosikan multilateralisme sejati. Kedua negara bakal berupaya mengubah rasa saling percaya menjadi kerja sama praktis untuk kepentingan kedua bangsa.
Kunjungan Putin ke China sekaligus untuk menghadiri seremoni pembukaan Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 yang diagendakan digelar Jumat malam. Bagi Xi, pertemuan tatap muka dengan Putin, merupakan pertemuan tingkat tinggi pertamanya dalam dua tahun. Sebab sejak 2020, Xi tak pernah melakukan lawatan karena pandemi Covid-19.