REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Utusan China untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Zhang Jun mengatakan, kunci untuk memecahkan masalah program rudal balistik dan nuklir Korea Utara ada di tangan Amerika Serikat (AS). Dia mendesak Washington untuk menunjukkan lebih banyak ketulusan dan fleksibilitas jika menginginkan terobosan.
"Mereka harus datang dengan pendekatan, kebijakan dan tindakan yang lebih menarik dan lebih praktis, lebih fleksibel dalam mengakomodasi masalah Korea Utara," ujar Zhang pada Jumat (4/2/2022).
Zhang berbicara menjelang pertemuan tertutup Dewan Keamanan PBB yang diminta oleh AS. Pertemuan ini untuk membahas peluncuran rudal balistik jarak menengah Korea Utara pada pekan lalu.
Menurut Zhang, Dewan Keamanan PBB seharusnya hanya mengeluarkan pernyataan jika itu membantu untuk mengurangi ketegangan. Pernyataan seperti itu juga harus disetujui dengan konsensus.
Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan akan terus menekan Korea Utara. Dia juga membacakan pernyataan bersama oleh lebih dari separuh Dewan Keamanan PBB yang mengutuk peluncuran rudal terbaru Korea Utara. Pernyataan ini memperingatkan bahwa sikap diam yang terus-menerus oleh badan beranggotakan 15 negara itu hanya akan membuat Pyongyang berani.
Thomas-Greenfield mengatakan tidak ada alasan bagi Dewan Keamanan untuk menghargai Pyongyang atas uji coba rudal balistiknya. Sebanyak delapan anggota dewan yang terdiri dari AS, Albania, Brasil, Prancis, Irlandia, Norwegia, Uni Emirat Arab, dan Inggris ditambah Jepang menggambarkan peluncuran terbaru rudal Korea Utara sebagai eskalasi signifikan. Tindakan itu berusaha untuk semakin mengacaukan kawasan.
"Kami meminta semua anggota dewan untuk berbicara dengan satu suara dalam mengutuk tindakan berbahaya dan melanggar hukum ini," kata delapan anggota dewan dan Jepang dalam pernyataan itu.