Senin 07 Feb 2022 11:22 WIB

Mengapa Jerman Dukung Ukraina Tapi Tolak Pasok Senjata Mematikan?

Jerman tolak pasok senjata, tingkatkan pasukan atau mengurai sanksi untuk Rusia

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
 Kanselir Jerman Olaf Scholz
Foto:

Jerman mendapat kecaman atas ketergantungannya yang besar pada pasokan energi Rusia dan pipa gas telah lama ditentang oleh AS. Namun itu sangat didukung oleh beberapa orang di Partai Sosial Demokrat kiri-moderat Scholz, termasuk mantan kanselir Gerhard Schroeder. Schroeder yang berusia 77 tahun dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan mengepalai komite pemegang saham Nord Stream AG dan dewan direksi Nord Stream 2.

"Jerman sekarang hilang dalam aksi. Mereka melakukan jauh lebih sedikit daripada yang perlu mereka lakukan," ujar Senator dari Demokrat dan anggota Komite Angkatan Bersenjata, Richard Blumenthal.

Sentimen ini digaungkan oleh Senator Republik Rob Portman, yang mempertanyakan mengapa Berlin belum menyetujui permintaan untuk membiarkan anggota NATO Estonia menyerahkan howitzer Jerman lama ke Ukraina.

"Itu tidak masuk akal bagi saya, dan saya telah membuatnya sangat jelas dalam percakapan dengan Jerman dan lainnya,” kata Portman kepada NBC.

Scholz akan bertemu Presiden Joe Biden dan anggota Kongres pada Senin (7/2). Dia akan mencoba memuluskan perbedaan dengan memiliki implikasi luas bagi hubungan AS-Jerman dan bagi posisi Scholz di dalam negeri.

Sementara mantan Presiden Donald Trump sering mengecam Jerman, menuduhnya tidak menarik perhatian internasional, penggantinya telah berusaha untuk membangun kembali hubungan dengan Berlin.

“Biden telah mengambil beberapa risiko nyata, termasuk pada masalah pipa gas Jerman-Rusia. Kunjungan (Scholz) ke Washington adalah kesempatan baginya untuk mencoba membalik halaman itu,” kata kata Presiden Institut Amerika untuk Studi Jerman Kontemporer Jeff Rathke.

Rathke menyatakan Scholz mungkin perlu membuat sikap ekspansif yang sama untuk meredakan kekhawatiran di Washington dan sekitarnya. "Jerman harus menunjukkan bahwa mereka tidak hanya berkomitmen pada kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina, tetapi juga menempatkan sumber daya nyata di belakangnya sekarang, tidak hanya menunjukkan apa yang telah dilakukan di masa lalu,”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement