Rabu 16 Feb 2022 08:13 WIB

Situs Kementerian Pertahanan dan Bank Ukraina Alami Serangan Siber

Ukraina menuding Rusia sebagai dalang serangan siber

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Serangan siber (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Serangan siber (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Jaringan daring Kementerian Pertahanan dan dua bank Ukraina kewalahan menerima data masuk. Pusat keamanan informasi Ukraina menuding Rusia sebagai dalang serangan ini.

"Tidak menutup kemungkinan agresor menggunakan taktik trik kecil kotor karena rencana agresifnya tidak berhasil dalam skala besar," kata Pusat Keamanan Informasi dan Strategi Komunikasi Ukraina yang bagian dari Kementerian Budaya dalam pernyataannya, Rabu (16/2/2022).

Baca Juga

Kiev juga pernah menyalahkan Rusia atas tindakan serupa di masa lalu dan sejak negara tetangganya menumpuk lebih dari 100 ribu pasukan di sepanjang perbatasan yang meningkatkan ketegangan antara dua negara. Barat khawatir Rusia akan menggelar invasi. Moskow membantah keras tuduhan itu.

Disrupsi yang dikenal distributed denial-of-service atau DDoS ini pertama kali dilaporkan pihak berwenang Ukraina pada Selasa (15/2/2022) kemarin. Tapi skalanya belum dapat dipastikan.

Serangan yang mengirimkan banyak data ke trafik internet dari berbagai sumber pada satu server ke server lainnya merupakan serangan siber yang umum dilakukan. Ukraina dan sekitarnya kerap mengalami jenis serangan siber ini.

Di situs pertahanan Kementerian Pertahanan Ukraina muncul pesan situs itu sedang diperbaiki. Dalam cicitannya di Twitter, kementerian mengatakan situs mereka tampaknya sedang di serang dan mereka sedang berusaha mengaksesnya kembali.  

Salah satu bank Ukraina, Oshadbank mengonfirmasi serangan siber memperlambat sistem mereka. Pusat strategi komunikasi mengatakan pengguna Privatbank juga mengalami masalah pembayaran dan aplikasi perbankan. Privatbank belum menanggapi permintaan komentar.

Penyedia layanan perlindungan denial-of-service asal San Francisco, Amerika Serikat (AS), Cloudflare mengatakan tidak melihat data "aktivitas DDoS besar" di Ukraina terhadap pusat data atau konsumen mereka di sana.

"Dari perspektif kami hari ini kami tidak terlihat serangan trafik pada kami atau konsumen kami di Ukraina," kata perusahaan itu.

AS dan sekutu-sekutunya sudah mengatakan sudah menyiapkan respon serangan digital Rusia. Tapi detailnya masih belum pasti.

"(Terdapat) berbagai cara yang dapat kami lakukan untuk merespon serangan siber atau serangan lain, yang terlihat maupun tidak terlihat," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki.

Baca juga : Rusia Siap Lanjutkan Diplomasi Terkait Krisis Ukraina

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement