Sabtu 26 Feb 2022 02:15 WIB

Turki: Ketegangan Rusia-Ukraina Harus Diselesaikan Melalui Dialog

Situasi menimbulkan risiko serius bagi seluruh dunia, kata ketua parlemen Turki

Red: Nur Aini
Turki percaya bahwa konflik antara Rusia dan Ukraina harus diselesaikan melalui cara damai, negosiasi, dan dialog, kata Ketua Parlemen Turki Mustafa Sentop pada awal pekan ini.
Turki percaya bahwa konflik antara Rusia dan Ukraina harus diselesaikan melalui cara damai, negosiasi, dan dialog, kata Ketua Parlemen Turki Mustafa Sentop pada awal pekan ini.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki percaya bahwa konflik antara Rusia dan Ukraina harus diselesaikan melalui cara damai, negosiasi, dan dialog, kata Ketua Parlemen Turki Mustafa Sentop pada awal pekan ini.

“Tentu saja, ketegangan antara Rusia dan Ukraina ini bukan hanya ketegangan antara kedua negara, tetapi seperti yang kita semua lihat, seluruh dunia terlibat,” kata Sentop kepada wartawan di Kedutaan Besar Turki di ibu kota Georgia, Tbilisi.

Baca Juga

Situasi ini menimbulkan risiko serius bagi kawasan dan Eropa dalam arti yang lebih luas, dan mungkin juga bagi seluruh dunia, tambah Sentop.

"Turki memiliki landasan yang sangat baik untuk berdialog dengan Ukraina dan Rusia," tutur dia, seraya menambahkan bahwa akan ada mediasi antara kedua negara untuk menyelesaikan konflik melalui negosiasi dan dialog, sesuai dengan hukum dan kesepakatan internasional.

Menggarisbawahi Turki bekerja keras untuk menyatukan para pemimpin Rusia dan Ukraina, dia mengatakan akan lebih baik bertindak hati-hati untuk mencegah ketegangan dan provokasi.

Turki berulang kali menunjukkan kesediaannya untuk menengahi antara Ukraina dan Rusia untuk menyelesaikan konflik melalui cara diplomatik, di mana Presiden Recep Erdogan mengatakan pertemuan trilateral dapat diadakan di Istanbul dengan partisipasi para pemimpin kedua negara.

Ketegangan telah meningkat secara dramatis di timur Ukraina, dengan meningkatnya jumlah pelanggaran gencatan senjata, beberapa insiden penembakan, dan evakuasi warga sipil dari wilayah separatis pro-Rusia di Donetsk dan Luhansk.

Negara-negara Barat mengatakan Rusia telah mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di dekat Ukraina, memicu kekhawatiran bahwa Rusia dapat merencanakan serangan militer terhadap tetangga bekas Sovietnya.

Moskow telah berulang kali membantah rencana untuk menyerang Ukraina dan sebaliknya menuduh negara-negara Barat merusak keamanan Rusia melalui ekspansi NATO ke perbatasannya.

Baca juga:

Sebanyak 2000 Ekor Kucing Disterilisasi Setiap Tahunnya

UNHCR Minta Negara Tetangga Ukraina Buka Perbatasan

Wagub Riza Minta Warisan Program Anies Dilanjutkan pada 2023

 

sumber : https://www.aa.com.tr/id/turki/turki-ketegangan-rusia-ukraina-harus-diselesaikan-melalui-dialog/2509506
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement