REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pasukan Rusia merebut pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di tenggara Ukraina. Pembangkit nuklir ini dikuasai setelah sempat terjadinya kontak senjata sehingga membuat bagian dari kompleks PLTN terbakar.
"Personel operasi sedang memantau kondisi unit-unit pembangkit," kata otoritas tersebut di media sosial.
Otoritas nuklir Ukraina menambahkan, tindakan itu dilakukan untuk memastikan PLTN berjalan sesuai aturan keselamatan. Ukraina sebelumnya melaporkan, pasukan Rusia menyerang PLTN itu Jumat dini hari sehingga fasilitas pelatihan setinggi lima lantai di dekatnya terbakar.
"Kebakaran telah terjadi. Jika (PLTN) itu meledak, ledakan bisa 10 kali lebih besar daripada Chernobyl! Rusia harus SEGERA menghentikan serangannya, izinkan pemadam kebakaran, dirikan zona keamanan!" tulis Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di Twitter, Jumat.
Menurut Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pada Jumat, PLTN tersebut tidak terdampak oleh kebakaran dan tidak ada perubahan tingkat radiasi. Pihak berwenang Ukraina mengatakan kebakaran di pembangkit itu tidak berdampak pada peralatan 'esensial' dan petugas setempat sedang melakukan tindakan mitigasi.
Dinas Kedaruratan Ukraina pada Jumat mengatakan, kebakaran tersebut berhasil dipadamkan.