ANKARA -- Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly telah memperingatkan bahwa perang Rusia terhadap Ukraina dapat meluas ke Eropa.
“Perang ada di ambang pintu Eropa, jangan biarkan itu masuk,” kata Parly di Twitter pada Ahad (6/3/2022) saat mengunjungi sebuah pangkalan militer di kota Constanta, Laut Hitam, Rumania, tempat 500 tentara Prancis dikerahkan dalam pasukan NATO.
Di masa-masa yang tidak pasti ini, Prancis bertekad untuk memastikan keamanan Eropa, ujar dia.
Parly menekankan bahwa NATO tidak menimbulkan ancaman bagi Rusia, karena komitmen aliansi Barat kepada para anggotanya adalah “defensif, bukan ofensif.”
Prancis terus melakukan dialog dengan Rusia sejak Moskow melancarkan perang terhadap Ukraina, yang dipimpin oleh Presiden Emmanuel Macron, yang telah berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin selama empat kali sejak 24 Februari.
Dalam percakapan terakhir mereka pada Ahad (6/3/2022), Macron “menggarisbawahi kebutuhan mutlak untuk menghindari serangan apa pun terhadap integritas instalasi nuklir sipil Ukraina,” menurut pernyataan pemerintah Prancis.
Dia juga menegaskan kembali perlunya negosiasi dan kesepakatan yang sepenuhnya dapat diterima oleh Ukraina.
Putin bersikeras bahwa upaya untuk menyalahkan militer Rusia atas insiden baru-baru ini di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia adalah “bagian dari kampanye propaganda sinis.”
Menurut pernyataan Kremlin, Putin “menjelaskan secara rinci tentang provokasi yang dilakukan oleh nasionalis radikal Ukraina menggunakan kelompok sabotase di area” pembangkit nuklir.
Sedikitnya 364 warga sipil tewas dan 759 lainnya terluka di Ukraina sejak Rusia melancarkan perang, menurut angka PBB, dengan jumlah korban sebenarnya dikhawatirkan akan lebih tinggi. Lebih dari 1,7 juta orang telah meninggalkan Ukraina ke negara-negara tetangga, menurut badan pengungsi PBB