Pemboman Mariupol
Pertemuan Lavrov dan Kuleba berlangsung saat Rusia masih mempertahankan serangannya ke Ukraina, termasuk ke kota pelabuhan Mariupol. Sebuah serangan udara menghantam rumah sakit di kota tersebut pada Rabu (9/3). Menurut dewan kota Mariupol, tiga orang tewas dalam serangan itu, termasuk seorang anak.
Seorang wanita yang hendak melahirkan juga terluka akibat serangan udara Rusia tersebut. "Kami tidak akan pernah memaafkan (serangan Rusia). Tidak akan pernah," tulis Wakil Perdana Menteri Ukraina Mykhalio Fedorov lewat akun Twitter pribadinya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi telah terjadi 18 serangan terhadap fasilitas medis sejak Rusia melancarkan agresi ke Ukraina. WHO sebelumnya telah mengutuk serangan yang membidik atau menargetkan fasilitas medis. Mereka menegaskan, tindakan semacam itu melanggar hukum humaniter internasional.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan, sebanyak 35 ribu warga di tiga kota di negaranya telah dievakuasi melalui koridor kemanusiaan. Dia mengatakan, otoritas Ukraina berencana membuka lebih banyak rute pelarian. "Kami sedang mempersiapkan enam koridor (kemanusiaan)," ucapnya saat berpidato yang disiarkan di televisi.
"Kami berdoa agar orang-orang akan dibawa keluar dari Mariupol, Izyum, Volnovakha, dibawa ke kota-kota aman di Ukraina kita yang bebas," ujar Zelensky menambahkan.