Senin 14 Mar 2022 18:24 WIB

Bursa Saham Rusia Tetap Ditangguhkan Sepekan ke Depan

Bursa saham Rusia anjlok 33 persen pada hari Rusia menginvasi Ukraina.

Refleksi Kremlin Wall terlihat dari kaca restoran cepat saji di Moskow. Rusia menangguhkan perdagangan sahamnya selama sepekan ke depan.
Foto: AP Photo
Refleksi Kremlin Wall terlihat dari kaca restoran cepat saji di Moskow. Rusia menangguhkan perdagangan sahamnya selama sepekan ke depan.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Bursa saham Rusia akan terus menangguhkan operasi perdagangannya pada pekan ini dari Senin (14/3/2022) hingga Jumat (18/2022), menurut Moscow Exchange (MOEX). Hal itu juga disampaikan oleh Bank Sentral Rusia pada Sabtu (12/3/2022).

MOEX anjlok 33,3 persen pada 24 Februari saat Rusia mulai melancarkan perang terhadap Ukraina. Pada 28 Februari, perdagangan ditangguhkan hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Baca Juga

Dilansir Wall Street Journal, penangguhan itu menunda apa yang mungkin menjadi perhitungan menyakitkan bagi investor di saham Rusia. Sementara perdagangan di Rusia dihentikan, saham perusahaan Rusia yang terdaftar di pasar internasional seperti London dan New York anjlok.

Perusahaan-perusahaan di Rusia kemungkinan akan menghadapi pukulan besar karena ekonomi terhuyung-huyung dari efek perang dengan Ukraina, termasuk sanksi, penarikan investor Barat dan gangguan pada rantai pasokan. Selain itu, perusahaan juga kesulitan mengimpor suku cadang dan bahan penting.

Secara terpisah, Bursa Moskow mengatakan Vadim Kulik, anggota dewan manajemen Bank VTB Rusia, mengundurkan diri dari posisinya di dewan pengawas bursa. Kulik yang merupakan wakil presiden dan ketua dewan manajemen VTB Bank, adalah salah satu dari 10 anggota dewan manajemen yang diberi sanksi oleh Departemen Keuangan AS pada Jumat. VTB Bank, lembaga keuangan terbesar kedua di Rusia, dikenai sanksi pada 24 Februari.

Pernyataan Moscow Exchange tidak memberikan alasan pengunduran diri Kulik. Juru bicara untuk VTB dan bursa tidak menanggapi permintaan komentar.

Bank sentral Rusia juga menjadi sasaran. Bank for International Settlements, yang dikenal sebagai bank sentral untuk bank sentral, telah menangguhkan Rusia dari menggunakan layanannya menyusul sanksi Barat.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement