Rabu 16 Mar 2022 17:00 WIB

Ukraina: 20 Ribu Orang Berhasil Melarikan Diri dari Mariupol

Pasukan Rusia dilaporkan terus membombardir Mariupol selama dua pekan ini.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Orang-orang berjalan melewati kawah dari ledakan di Mira Avenue (Avenue of Peace) di Mariupol, Ukraina, Ahad, 13 Maret 2022.
Foto: AP/Evgeniy Maloletka
Orang-orang berjalan melewati kawah dari ledakan di Mira Avenue (Avenue of Peace) di Mariupol, Ukraina, Ahad, 13 Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Kementerian Dalam Negeri Ukraina mengatakan pada Rabu (16/3) bahwa sekitar 20 ribu orang yang terkepung karena perang telah berhasil melarikan diri dari pelabuhan Mariupol. Sedangkan ratusan ribu warga sipil lainnya masih terjebak tembakan Rusia di kota tersebut.

Pasukan Rusia dilaporkan terus membombardir Mariupol selama dua pekan terakhir. Wilayah ini menjadi target karena Mariupol adakah kota kunci di pantai Laut Azov yang harus mereka kendalikan untuk mendorong lebih jauh ke barat.

Baca Juga

Di antara warga sipil yang terjebak dilaporkan tidak memiliki pemanas di tengah cuaca dingin, listrik bahkan kekurangan air. Sekitar 570 dari sekitar 4.000 kendaraan yang meninggalkan Mariupol telah mencapai Zaporizhzhia yang berjarak 260 km barat laut, sementara yang lain akan bermalam di berbagai kota di sepanjang jalan.

Para pejabat Ukraina memperkirakan bahwa lebih dari 2.500 penduduk tewas dalam pertempuran di Mariupol dan setidaknya 200 ribu orang sangat membutuhkan evakuasi. Di tengah proses evakuasi di Mariupol, sementara pengeboman di ibu kota Kiev kembali terjadi dengan serangan terhadap apartemen dan stasiun kereta bawah tanah.

Pihak berwenang setempat mengatakan pengeboman pada Selasa (15/3/2022) di Kiev menewaskan sedikitnya lima orang saat gedung-gedung dibakar dan orang-orang terkubur di bawah puing-puing. Rusia membantah menargetkan warga sipil.

Sementara itu, layanan darurat di wilayah timur Ukraina Kharkiv mengatakan pada Rabu (16/3/2022), bahwa setidaknya 500 penduduk kota Kharkiv telah tewas sejak Rusia menyerbu. Reuters tidak dapat segera memverifikasi informasi tersebut.

Menurut data PBB, lebih dari tiga juta orang kini telah meninggalkan Ukraina. Lebih dari 1,8 juta diantaranya tiba di negara tetangga Polandia.  

Di Kiev, sekitar setengah dari 3,4 juta penduduk telah melarikan diri dan beberapa menghabiskan malam berlindung di stasiun metro.

Sementara serangan masih terjadi, perundingan Rusia-Ukraina masih terus dilanjutkan meski sulit. Penasihat senior Presiden Volodymyr Zelenskyy menggambarkan perundingan Rusia-Ukraina sebagai proses negosiasi yang sangat sulit.

"Ada kontradiksi mendasar. Tapi tentu ada ruang untuk kompromi. Selama istirahat, pekerjaan di subkelompok akan dilanjutkan," katanya seperti dilansir laman Sky News, Rabu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement