REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Wakil Perdana Menteri China Liu He memimpin pencarian korban jatuhnya pesawat China Eastern Airlines di Daerah Otonomi Guangxi. Petugas tidak menemukan satu pun jasad dari 132 penumpang dan kru pesawat jenis Boeing 737-800 itu. Petugas hanya menemukan beberapa puing dan barang milik para penumpang yang tersebar di sekitar lokasi kejadian, Selasa (22/3/2022).
Mereka tidak menemukan satu pun jasad para penumpang dan kru pesawat nomor penerbangan MU-5735 yang jatuh di perbukitan Tengxian, Guangxi, 45 menit sebelum mendarat di Guangzhou, Senin (21/3/2022) sore, dalam perjalanan dari Kunming. Beberapa barang milik penumpang yang ditemukan petugas, di antaranya kartu identitas dan dompet.
Drone dari berbagai jenis dan fungsi juga dikerahkan ke lokasi kejadian untuk membantu pencarian. Pemerintah Kabupaten Tengxian telah menyediakan 749 kamar di lima hotel untuk menampung para keluarga korban berikut 50 orang psikolog.
"Pesawat itu langsung menukik ke tanah dengan kecepatan yang sangat tinggi. Ini berarti pasti berakibat sangat mengerikan," kata Wang Yanan, pemimpin redaksi majalah penerbangan, dikutip media penyiaran setempat.
Menurut dia, kotak hitam yang nantinya bisa memberikan gambaran kecelakaan pesawat yang menyebabkan hutan di lokasi kecelakaan turut terbakar.
"Jika kotak hitam ditemukan, kami bisa mengetahui apa yang terjadi dengan pesawat tersebut dan bagaimana kondisinya saat terbang. (Alat) itu nanti bisa bercerita kepada kami apa yang sebenarnya penyebab tragedi tersebut," ujarnya.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri China memastikan para penumpang dan kru pesawat nahas tersebut semuanya warga setempat dan tidak ada satu pun yang berkewarganegaraan asing.