Ahad 27 Mar 2022 12:50 WIB

Bantuan Senjata tak Kunjung Tiba, Zelenskyy: Apakah Barat Takut Rusia?

Zelenskyy menuntut negara-negara barat untuk kirim stok senjata mereka.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berbicara melalui panggilan video ke Forum Doha di Doha, Qatar, Sabtu, 26 Maret 2022. Dalam pidato video larut malam pada Sabtu (26/3/2022), Zelensky tampak kesal dengan belum tibanya bantuan persenjataan dari negara-negara barat.
Foto: AP/Lujain Jo
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berbicara melalui panggilan video ke Forum Doha di Doha, Qatar, Sabtu, 26 Maret 2022. Dalam pidato video larut malam pada Sabtu (26/3/2022), Zelensky tampak kesal dengan belum tibanya bantuan persenjataan dari negara-negara barat.

REPUBLIKA.CO.ID, LVIV -- Tampak kesal, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Sabtu (26/3/2022) menuntut negara-negara barat menyediakan sebagian kecil dari stok perangkat keras militer mereka. Dia juga bertanya apakah mereka takut pada Rusia.

Beberapa negara telah berjanji untuk mengirim rudal antitank dan antipesawat serta senjata ringan. Di lain sisi, Zelenskyy mengatakan, Kiev membutuhkan tank, pesawat, dan sistem pertahanan antiserangan dari kapal.

Baca Juga

"Itulah persenjataan yang dimiliki mitra-mitra kami, itulah persenjataan yang hanya teronggok berdebu di sana. Ini semua bukan hanya untuk kebebasan Ukraina, tapi untuk kebebasan Eropa," katanya dalam pidato video larut malam.

Zelenskyy mengatakan, Ukraina hanya membutuhkan satu persen pesawat NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) serta satu persen tank milik aliansi pertahanan itu. Pihaknya tidak akan meminta lebih.

"Kami sudah menunggu 31 hari. Siapa yang bertanggung jawab atas komunitas Eropa-Atlantik? Apakah itu benar-benar masih Moskow, karena intimidasi?" kata Zelenskyy.

Zelenskyy telah berulang kali memperingatkan bahwa Rusia akan berusaha untuk memperluas kekuatannya lebih jauh ke Eropa jika Ukraina jatuh. Namun, NATO tidak mendukung permintaannya soal pemberlakuan zona larangan terbang di atas Ukraina dengan alasan tindakan itu dapat memicu perang yang lebih luas.

sumber : Antara, Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement