Sabtu 02 Apr 2022 14:16 WIB

Di Tengah Kebuntuan Gas, Rusia dan Eropa Sama-Sama Kalah

Menghentikan gas ke Eropa sama seperti Rusia menembak kepala sendiri.

Operator bekerja di kilang regasifikasi Enagas, kilang LNG terbesar di Eropa, di Barcelona, Spanyol, Selasa, 29 Maret 2022. Pada Kamis (31/3/2022), Moskow memutuskan bahwa pembeli asing gas Rusia harus membuka rekening rubel di Gazprombank yang dikelola negara mulai Jumat atau berisiko terputus.
Foto:

Sabotase Rusia?

Rusia menghadapi hilangnya aliran pendapatan penting untuk keuangan domestiknya. Dalam sembilan bulan pertama tahun 2021, data terbaru yang tersedia dari produsen gas Rusia Gazprom menunjukkan pendapatannya dari penjualan ke Eropa, Turki dan China adalah 2,5 triliun rubel (31 miliar dolar AS) dari mengekspor 176 bcm gas antara Januari dan September.

"Untuk Rusia, keputusan membatasi pasokan akan seperti menembak dirinya sendiri," kata analis di SEB Research.

Jika mekanisme pembayaran dirancang untuk menopang rubel, itu juga bisa berumur pendek. Sebelum invasi, bank sentral Rusia membutuhkan 80 persen mata uang asing dari gas untuk dikonversi menjadi rubel. Sekarang semuanya harus dialihkan ke mata uang Rusia.

"Langkah ini akan memutuskan Rusia dari sumber vital valuta asing (FX) pada saat sanksi telah secara besar-besaran membatasi akses Bank Sentral Rusia ke cadangan devisanya," kata analis di Fitch Solutions.

Pembeli Eropa telah berulang kali mengatakan langkah itu merupakan pelanggaran kontrak. Gazprom berisiko terlibat dalam gugatan arbitrase di mana ia dapat dipaksa untuk membayar denda besar di masa depan.

Pertanyaan lain adalah apa yang bisa dilakukan Rusia dengan gas yang biasanya dipasok ke Eropa. Ketua majelis tinggi parlemen Rusia, Valentina Matviyenko, mengatakan pekan lalu bahwa Moskow dapat mengalihkan pasokan ke pasar Asia.

Namun, tidak ada pipa yang memungkinkan Rusia mengirim gas yang biasa dipasok ke Eropa ke Asia. Sebuah pipa dari Rusia ke China mengirimkan gas dari ladang lain yang tidak memasok Eropa dan tidak ada interkonektor untuk merutekan ulang aliran tersebut. Pasar Asia mungkin juga enggan membeli lebih banyak.

"Anda membuat diri Anda tidak mungkin memasok gas ke negara lain. Seberapa besar kemungkinan, misalnya, China atau India akan memilih untuk mengandalkan gas Rusia jika Rusia dengan jelas menunjukkan bahwa ia tidak ragu-ragu menggunakan gas sebagai senjata, " kata analis SEB Research.

 

Sebaliknya, Rusia mungkin terpaksa memompa gas ke tempat penyimpanan domestik yang dapat menampung sekitar 72 bcm. Situs penyimpanan milik Gazprom di Eropa bisa menampung 9 bcm lagi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement