REPUBLIKA.CO.ID., ANKARA -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Senin (4/4/2022) mengunjungi kota Bucha, tempat pasukan Ukraina menemukan mayat warga sipil, setelah penarikan pasukan Rusia.
“Sangat penting bagi kami bahwa pers ada di sini, ini hal yang paling penting. Kami benar-benar ingin kalian menunjukkan kepada dunia apa yang terjadi di sini, apa yang dilakukan militer Rusia di Ukraina yang damai," kata Zelenskyy kepada wartawan selama kunjungannya ke Bucha, menurut kantor berita resmi Ukraina, Ukrinform.
Jaksa Agung Ukraina Iryna Venediktova mengatakan bahwa 410 mayat sipil ditemukan di daerah-daerah Kiev yang luas.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah menyerukan penyelidikan independen atas masalah ini. "Saya sangat terkejut dengan gambar warga sipil yang tewas di Bucha, Ukraina," kata Guterres di Twitter.
Amerika Serikat (AS), Inggris, Jerman dan beberapa negara Uni Eropa juga menuduh Rusia melakukan "kejahatan perang" di Ukraina, menyusul laporan dugaan kekejaman Moskow di Bucha.
Perang Rusia melawan Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari, telah menimbulkan kemarahan internasional, dengan Uni Eropa, AS dan Inggris di antara yang lainnya menerapkan sanksi keuangan yang keras terhadap Moskow.
Setidaknya 1.417 warga sipil telah tewas di Ukraina dan 2.038 terluka, menurut perkiraan PBB, dengan angka sebenarnya dikhawatirkan jauh lebih tinggi. Lebih dari 4,1 juta warga Ukraina juga telah melarikan diri ke negara lain, dengan jutaan lainnya mengungsi, menurut badan pengungsi PBB.