REPUBLIKA.CO.ID, KYIV-- Pasukan Rusia pada Ahad (10/4/2022) menggempur berbagai target di Ukraina timur dengan peluru kendali dan tembakan artileri. Gempuran itu berlangsung saat pemimpin Austria berencana menemui Presiden Rusia Vladimir Putin dan ketika Amerika Serikat menjanjikan Ukraina senjata baru.
Menurut pejabat, pasukan Rusia pada Ahad menembakkan roket-roket ke Luhansk dan Dnipropetrovsk di Ukraina. "Bandar udara di Kota Dnipro hancur dihantam rudal," kata Gubernur Dnipropetrovsk Valentyn Reznichenko.
Rusia tidak berhasil menguasai kota-kota utama sejak meluncurkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari. Ukraina mengatakan telah mengerahkan pasukannya di daerah timur untuk menghadapi serangan besar-besaran. Penduduk sudah diminta untuk mengungsi.
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan rudal-rudal dengan ketepatan tinggi memporak-porandakan markas besar batalion Dnipro Ukraina di Kota Zvonetsky.
Sementara itu, Kanselir Austria Karl Nehammer mengatakan, ia akan bertemu Putin pada Senin di Moskow. Perjumpaan itu akan menjadi yang pertama kalinya dilakukan secara tatap muka antara Putin dan pemimpin suatu negara Uni Eropa sejak invasi Rusia.
Sejak Rusia menyerbu negaranya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memohon kepada negara-negara Barat agar memberi bantuan pertahanan.
Zelenskyy juga meminta mereka memperkeras sanksi bagi Moskow, termasuk dengan menerapkan embargo atas ekspor energi Rusia.
Penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan mengatakan kepada televisi ABC News, "Kita akan memberi bantuan senjata yang diperlukan Ukraina untuk memukul balik Rusia supaya tidak semakin banyak menguasai kota-kota."
Ketika diwawancarai dalam program "60 Minutes" di televisi CBS, Zelenskyy mengatakan ia punya keyakinan pada kemampuan angkatan bersenjata negaranya. Namun, sayangnya, ia tidak yakin akan mendapatkan semua dibutuhkan dari Amerika Serikat.