Kamis 14 Apr 2022 20:21 WIB

Rusia Jatuhkan Sanksi ke 398 Legislator AS

Pemerintah Rusia menjatuhkan sanksi kepada 398 anggota House of Representatives AS

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
 Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan di Moskow, Rusia, Selasa, 29 Maret 2022. Pemerintah Rusia menjatuhkan sanksi kepada 398 anggota House of Representatives AS. Ilustrasi.
Foto: AP/Mikhail Klimentyev/Pool Sputnik Kremlin
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan di Moskow, Rusia, Selasa, 29 Maret 2022. Pemerintah Rusia menjatuhkan sanksi kepada 398 anggota House of Representatives AS. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Pemerintah Rusia menjatuhkan sanksi kepada 398 anggota House of Representatives Amerika Serikat (AS). Langkah itu merupakan aksi pembalasan terhadap Washington yang mengambil tindakan serupa terhadap legislator Rusia.

“Menanggapi gelombang lain sanksi anti-Rusia yang dijatuhkan oleh pemerintahan (Presiden AS) Joe Biden pada 24 Maret terhadap 328 deputi Duma (majelis rendah parlemen Rusia) dari Majelis Federal Rusia, restriksi sanksi cermin diberlakukan terhadap 398 anggota House of Representatives AS,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rusia dalam sebuah pernyataan pada Rabu (13/4/2022), dilaporkan kantor berita Rusia, TASS.

Baca Juga

Kemenlu Rusia mengungkapkan, para legislator yang dikenakan sanksi termasuk kepemimpinan dan ketua komite majelis rendah Kongres AS. Mereka pun masuk dalam daftar pemberhentian Rusia secara berkelanjutan. “Mengingat sanksi AS yang terus-menerus dikenakan, pengumuman baru tindakan balasan Rusia direncanakan dalam waktu dekat, yang melibatkan peningkatan jumlah orang yang termasuk dalam daftar berhenti dan langkah-langkah pembalasan lainnya,” kata Kemenlu Rusia.

Sejak melancarkan serangan ke Ukraina pada 24 Februari lalu, Rusia sudah menghadapi sanksi ekonomi berlapis dari Barat. Tujuannya adalah mengisolasi Moskow dari perekonomian global. Selain itu, sejumlah negara Eropa telah mengusir sekelompok diplomat atau perwakilan Rusia di negara mereka masing-masing.

Ada dua alasan di balik pengusiran itu, pertama sebagai bentuk protes terhadap Rusia atas serangan Ukraina. Kedua, para diplomat itu dituding sebagai agen spionase.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan negaranya tidak akan menutup diri dari dunia luar dan siap bekerja sama dengan semua mitranya yang ingin melakukannya. Meski sudah menghadapi sanksi ekonomi berlapis dari Barat atas keputusannya menyerang Ukraina, Putin menegaskan tidak mungkin mengisolasi negara besar seperti Rusia.

“Kami tidak akan menutup diri. Di dunia saat ini, sangat tidak mungkin untuk mengisolasi sepenuhnya siapa pun dan sama sekali tidak mungkin (mengisolasi) negara besar seperti Rusia. Oleh karena itu, kami akan bekerja sama dengan mitra-mitra kami yang ingin bekerja sama,” kata Putin dalam pertemuan dengan personel industri luar angkasa Rusia di Vostochny Spaceport, Selasa (12/4/2022), dilaporkan TASS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement