Jumat 15 Apr 2022 08:31 WIB

Tekan Rusia, Jerman Bakal Hermat Energi

Jerman harus mulai menghemat energi agar menekan Rusia.

Rep: Lintar Satria/ Red: Agung Sasongko
Petugas bekerja di antara pipa gas Nord Stream 2 di Lubmin, Jerman Utara, Selasa (15/2/2022). Nord Stream 2 adalah pipa gas alam sepanjan 1.230 kilometer di bawah Laut Baltik, membentang dari Rusia ke pantai Baltik, Jerman.
Foto: AP Photo/Michael Sohn
Petugas bekerja di antara pipa gas Nord Stream 2 di Lubmin, Jerman Utara, Selasa (15/2/2022). Nord Stream 2 adalah pipa gas alam sepanjan 1.230 kilometer di bawah Laut Baltik, membentang dari Rusia ke pantai Baltik, Jerman.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck mengatakan negaranya harus mulai menghemat energi untuk lebih independen dari bahan bakar fosil Rusia. Perekonomian terkuat Eropa itu sedang mencari cara untuk memotong impor gas dan minyak dari Moskow sebagai respon atas perang di Ukraina.

Dengan semakin banyaknya warga sipil yang tewas dalam invasi Rusia ke Ukraina, tekanan pada Jerman memutus impor gas dan minyak Rusia juga semakin besar. Para kritikus mengatakan Rusia menggunakan pendapatan dari dua komoditas itu mendanai perangnya di Ukraina.

Baca Juga

Moskow menggambarkan invasinya sebagai "operasi militer khusus." Rusia selalu mengatakan serangan itu tidak dirancang untuk menduduki wilayah tapi mendemiliterisasi dan "mendenazifikasi" Ukraina.

Habeck mengatakan Jerman dapat lebih mandiri bila warganya mengurangi konsumsi energi mereka. Ia menyarankan masyarakat Jerman untuk menggunakan kereta atau sepeda demi mengurangi penggunaan kendaraan sebisa mungkin.

"Setiap kilometer yang tidak dijalankan berkontribusi mempermudah keluar dari pasokan energi Rusia, kami juga melindungi iklim," kata Habeck dalam wawancaranya dengan Funke Media Group, Jumat (14/4/2022).

Habeck mengatakan mengurangi konsumsi energi 10 per orang memungkinkan untuk dilakukan. Ia menambahkan perusahaan juga dapat berkontribusi dengan menawarkan kerja jarak jauh dari rumah bila memungkinkan

"Jika memungkinkan, satu orang dapat pekerja di rumah dalam satu atau dua hari seminggu, dengan sukarela," katanya. n 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement