REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran mengutuk keras aksi penggerudukan dan kekerasan yang dilakukan pasukan Israel di kompleks Masjid Al Aqsa. Teheran menilai, rezim Zionis secara mencolok memperlihatkan pelanggaran terhadap hukum internasional dan hak asasi manusia (HAM).
“Kejahatan Zionis terhadap rakyat Palestina yang tertindas menunjukkan semakin lemahnya rezim pendudukan ini yang bertujuan menutupi kekuasaannya yang kosong,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh, Jumat (15/4/2022), dilaporkan laman Mehr News Agency.
Dia menekankan, rezim Zionis dan pendukung internasionalnya bertanggung jawab atas konsekuensi kejahatan semacam itu di tanah pendudukan. Khatibzadeh meminta pemerintah dan organisasi internasional mendukung rakyat Palestina. Sementara kepada umat dan negara-negara Muslim, dia meminta mereka menunjukkan dukungan untuk membela serta melindungi Al Aqsa.
Sebelumnya Palestina sudah mengecam aksi penggerudukan pasukan Israel ke kompleks Masjid Al Aqsa. Juru bicara kepresidenan Palestina Nabil Abu Rudeineh secara khusus menyoroti aksi pendobrakan aula al Qibli, satu dari tujuh masjid yang berada di kompleks Al Aqsa. “Ini tindakan serius, tindakan penistaan, dan sama saja dengan mendeklarasikan perang terhadap rakyat kami Palestina,” ucapnya, dikutip laman kantor berita Palestina, WAFA.
Dia pun menyoroti aksi pemukulan jamaah Muslim warga Palestina saat pasukan Israel menyerbu aula utama di Masjid Al Aqsa. Foto yang beredar memperlihatkan warga Palestina tertidur telungkup di atas karpet masjid dengan tangan terikat ke belakang. “Intervensi segera oleh komunitas internasional diperlukan untuk menghentikan agresi Israel terhadap Masjid Al Aqsa dan mencegah hal-hal di luar kendali,” ujar Abu Rudeineh.
Menurut Bulan Sabit Merah Palestina, bentrokan di kompleks Al Aqsa telah menyebabkan lebih dari 150 orang terluka, termasuk jurnalis dan petugas medis. Menurut lembaga yang mengelola Masjid Al Aqsa, yakni Wakaf Islam, pasukan Israel mulai memasuki kompleks tersuci ketiga umat Islam itu sebelum fajar. Kala itu ribuan warga Palestina hendak menunaikan salat Subuh. Menurut otoritas Israel, pasukannya memasuki kompleks Al Aqsa untuk mengangkut batu-batu yang telah dikumpulkan sekelompok warga Palestina guna mengantisipasi kekerasan.
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Israel turut menyampaikan hal serupa. Ia mengatakan, puluhan pria bertopeng dengan membawa bendera Palestina dan Hamas berbaris ke kompleks Al Aqsa pada Jumat pagi. Mereka dituding telah mengumpulkan batu di sekitar area tersebut. “Polisi dipaksa masuk ke halaman untuk membubarkan kerumunan dan memindahkan batu-batu tersebut, guna mencegah kekerasan lebih lanjut,” kata Kemenlu Israel lewat akun Twitter-nya.
Kepolisian Israel mengklaim, mereka mulai menggeruduk Masjid Al Aqsa setelah adanya sekelompok warga yang melemparkan batu ke arah ruang doa umat Yahudi di Tembok Barat. Polisi Israel hendak membubarkan dan memukul mundur kelompok tersebut. Pada momen itulah bentrokan pecah.