Sabtu 16 Apr 2022 10:33 WIB

Dunia di Ambang Krisis Pangan Jika Perang dan Isu Iklim tak Segera Diatasi

Lembaga keuangan internasional serukan tindakan mendesak terhadap ketahanan pangan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
 Gandum tumbuh di pertanian di Pruille-Le-Chetif, Prancis barat, Jumat, 18 Maret 2022. Lembaga keuangan internasional serukan tindakan mendesak terhadap ketahanan pangan.
Foto:

Uni Eropa juga ingin meningkatkan upaya internasional untuk mengurangi dampak kekurangan pasokan pangan bersama dengan Program Pangan Dunia PBB. Prancis, yang merupakan produsen pertanian terbesar Uni Eropa, mendorong inisiatif yang mencakup mekanisme distribusi makanan global untuk negara-negara miskin.

Sementara, Hongaria telah menyarankan untuk meningkatkan hasil pertanian Uni Eropa dengan mengubah tujuan iklimnya. Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) mengonfirmasi mereka sedang mempertimbangkan fasilitas pembiayaan impor pangan.

Namun, dinas luar negeri UE mengatakan kerja sama dengan Direktur Jenderal FAO Qu Dongyu terkait kerawanan pangan global cukup menantang. Sebuah dokumen Uni Eropa yang dilihat oleh Reuters menunjukkan Uni Eropa mendorong FAO untuk bertindak cepat. Namun Qu menyatakan negara-negara yang bergantung pada impor pangan dari Rusia dan Ukraina harus mencari pemasok alternatif untuk meredam guncangan.

Uni Eropa menganggap kampanye Rusia tentang krisis pangan sebagai disinformasi karena Uni Eropa tidak membatasi perdagangan makanan dengan Rusia. "Bukan sanksi yang menciptakan risiko krisis pangan di masa depan, ini pendudukan Rusia di Ukraina," kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian.

Pejabat tinggi Uni Eropa Josep Borrell menerangkan Rusia mempersulit Ukraina untuk mengirimkan produk pertanian dengan menyerang pelabuhan dan mengebom gudang gandum. Rusia juga telah meledakkan beberapa fasilitas penyimpanan bahan bakar di Ukraina. Akibatnya, Ukraina tidak dapat mengekspor karena kekurangan bahan bakar.

Uni Eropa sedang mencoba untuk memfasilitasi ekspor makanan melalui Polandia dan mendukung pengiriman bahan bakar ke petani Ukraina untuk meringankan situasi krisis pangan. Uni Eropa juga memberikan dukungan keuangan kepada negara-negara yang paling rentan. Pekan lalu, Uni Eropa mengumumkan bantuan 225 juta euro untuk Afrika Utara dan Timur Tengah.

Hampir setengah dari bantuan tersebut akan diarahkan ke Mesir. Sementara Lebanon, Yordania, Tunisia, Maroko, dan Otoritas Palestina akan menerima dana darurat masing-masing antara 15 dan 25 juta euro. Bantuan pertanian senilai 300 juta euro lainnya akan diberikan kepada negara-negara Balkan Barat sebagai bagian dari pendanaan reguler Uni Eropa ke kawasan itu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement